Rabu, 25 Maret 2009

PENCAPAIAN VISI CORPORATE - PERAN STRATEGIS THE NEWS MAKE

Assallamu'allaikum Wr.Wb

Sangat bahagia rasanya penulis dapat mempersembahkan sebuah karya kepada insan insan yang dalam perjalanan hidupnya telah memutuskan berkiprah di dunia bisnis baik berbisnis secara individu maupun dalam bentuk sebuah corporate yang besar. Walaupun dalam tulisan ini lebih menitikberatkan pada pengembangan bisnis di sebuah corporate, kiranya insan bisnis yang berjalan secara individu dapat pula memetik manfaat dari secarik karya yang disampaikan.


Idealnya sebuah bisnis, selalu ingin berkembang dari waktu kewaktu, Seorang pebisnis yang tidak bermimpi untuk mengembangkan corporate yang dipimpinnya adalah seorang pebisnis yang tidak visioner dan dapat diragukan kapabilitasnya sebagai seorang pebisnis. Artinya tidak ada satupun corporate yang tidak ingin mengembangkan bisnisnya.

Banyak hal yang harus dipersiapkan dan dipertimbangkan terkait dengan Pengembangan bisnis sebuah corporate. Kemampuan teknis, financial, legal dan managerial menjadi sarat mutlak yang harus dimiliki sebuah corporate agar komitmen untuk menjalankan visi perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Terkait pembentukan image perusahaan, Manajemen komunikasi melalui pembuat berita (The News maker) dan Corporate Social Responsibility yang merupakan bentuk nyata Integritas perusahaan kepada lingkungan merupakan komponen pendukung yang sangat strategis dalam upaya pencapaian tersebut. Seorang pembuat berita tidak dapat dipandang sebelah mata. Bisa jadi sebuah rencana pengembangan bisnis menjadi berantakan hanya karena persoalan pemberitaan yang tidak dapat diterima oleh publik sehingga pengembangan bisnis tesebut menjadi terkendala. Namun dibalik yang lebih penting dari itu semua adalah bentuk fisik/nyata dari kepedulian sebuah korporasi terhadap lingkungannya juga harus di lakukan dengan baik agar sesuai dengan kebutuhan lingkungan.

Pembangunan Industri Tin Chemical oleh PT Timah Tbk yang merupakan bagian dari pengembangan usaha korporasi tersebut merupakan contoh soal yang menarik untuk di kaji lebih mendalam. Polemik berkepanjangan yang berpotensi menggagalkan rencana pengembangan usaha dapat saja terjadi hanya karena image yang kurang baik dan informasi dari perusahaan yang tidak menyentuh kepada publik khususnya masyarakat Bangka Belitung dimana PT Timah Tbk Beroperasi.

Penulis

Muhammad Wirtsa Firdaus

Jumat, 20 Maret 2009

RAKER DAN KEPENGURUSAN IKT DIMATA MEREKA


Rapat Kerja Perta IKT di Prayun Kundur medio awal Maret lalu membawa kesan tersendiri, baik bagi panitia maupun pesertanya. Beragam apresiasi, harapan maupun ungkapan tercetus. Berikut beberapa komentar mereka tentang eksistensi dan pelaksanaan Raker IKT yang dirangkum Stannia usai Raker berakhir.

Wakil Ketua Organizing Comittee Raker IKT, M. Subuh Wibisono
“Kompak dan Solid”
Raker IKT yang baru pertama kali diadakan sejak IKT dididirikan ini boleh dikatakan sebuah kemajuan dalam keroganisasian IKT. Disini bisa kita lihat betapa kompak dan solidnya para pengurus IKT baik dari tingkat Pusat sampai tingkat Wilayah dengan pihak manajemen Perusahaan.
Pengurus IKT harus merupakan mitra sejajar manajemen dalam menjaga, dan membawa Perusahaan supaya tetap eksis dan jaya, sehingga tujuan untuk menyejahterakan karyawan/karyawati & keluarga bisa terwujud. Namun tentunya dengan cara semua harus memberikan kontribusi maksimal untuk kemajuan perusahaan.
Dalam kapasitas sebagai wakil ketua Organizing Comittee Raker IKT, saya mengucapkan terima kasih pada tuan rumah Raker IKT yaitu Pengurus Wilayah IKT Kundur yang telah sukses melaksanakan Raker IKT ini.


Ketua IKT Wilayah Mentok, Johan Suhaimi
“Problem Solving”
Kita sangat menghargai sekali dan berterima kasih sekali pada manajemen yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan Raker ini. Dan dalam Raker ini kita sangat menghargai apa-apa yang telah dilaksanakan panitia, sehingga harapan masing-masing wilayah terhadap keinginan anggota dapat tersalurkan dengan baik. Raker ini juga ini bisa menjadi ajang untuk mesinergikan kewajiban kita dengan hak perusahaan. Jadi ada hubungan yang harmonis antara karyawan, IKT dengan Manajemen untuk keberlangsungan perusahaan kita.
Dari Raker ini kita harapkan perubahan-perubahan yang lebih baik lagi bagi kesejahteraan anggota maupun kemajuan perusahaan. Mudah-mudahan kita dapat membantu dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dialami oleh Perusahaan.
Kebetulan saya baru pertama sekali masuk di dalam kepengurusan, tapi rasa-rasanya kepengurusan sekarang ini sangat welcome terhadap usulan-usulan dan mengajak IKT wilayah untuk berpartisipasi demi kemajuan bersama. Kayaknya cukup terbuka. Dan kemampuan kepengurusan Pusat baik ke dalam maupun ke luar, rasanya bisa kita harapkan dan kita andalkan untuk menjadi problem solving baik dalam masalah anggota maupun masalah-masalah perusahaan dengan pihak luar.
Ketua IKT Wilayah Belitung, Dwi Suharto
“Ditindaklanjuti”
Dalam pandangan saya, Raker IKT ini sangat bagus dan terbuka. Pertama, kita saling silahturahmi antara pengurus wilayah dengan pengurus pusat. Kedua, dengan adanya raker ini kita dapat menyalurkan aspirasi dari wilayah-wilayah, terutama aspirasi anggota untuk dimusyawarahkan di tingkat pusat. Mudah-mudahan hasil raker ini akan dapat ditindaklanjuti oleh Pengurus Pusat ke pihak Manajemen. Mudah-mudahan raker selanjutnya diadakan di wilayah Belitung, karena kami sangat mengharapkan nantinya anggota yang di Belitung dapat berbicara/dialog dengan pengurus Pusat.
Menurut saya, kepemimpinan Saudara Wirtsa selama satu tahun ini cukup memuaskan. Karena selain aspirasi-aspirasi dari daerah ditanggapinya serta dimusyawarahkan bersama. Kami berharap aspirasi dari semua wilayah tersebut segera dapat terealisasikan. (esa)

Selasa, 17 Maret 2009

Raker IKT 2009 Prayun Kundur

Perkokoh Sinergi Hadapi Krisis

Setelah satu dasawarsa berdiri, Ikatan Karyawan Timah (IKT) melaksanakan Rapat Kerjanya yang pertama. Sebuah langkah strategis dalam upaya menghadapi krisis global serta tekanan eksternal.



Sejatinya, moment bersejarah dalam perjalanan serikat pekerja di internal PT Timah (Persero) Tbk yang berlangsung di Wisma Serba Guna Unit Timah Prayun Kundur (6–7/3), adalah sebuah antiklimaks. Mengusung tema “Dengan Bekerja Keras, Kita Perkokoh Sinergi Hadapi Krisis Bersama Manajemen”, IKT telah memosisikan dirinya secara lebih elegan demi sebuah tujuan yakni survivalitas korporasi alias kelangsungan perusahaan yang didasarkan pada prinsip ketenangan dalam bekerja.
Peran strategis yang telah diambil para pengurus IKT ini bukanlah hanya slogan atau retorika belaka. Wirtsa Firdaus, sang Ketua Umum IKT dengan tegas mengatakan, “Sudah saatnya kita membuka mata dan telinga terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar kita”. Menurut ketua umum IKT periode 2008-2011 ini, selain membuat program kerja, dari rapat kerja tersebut diharapkan dapat melahirkan pikiran-pikiran cerdas. “Cerdas dalam memanfaatkan momentum,” ujarnya.
Satu Kekuatan Besar
Melihat berbagai perkembangan dan perubahan yang terjadi baik di lingkup eksernal maupun internal, dimata mantan Ketua IKT periode 2002-2005 Joni AR, IKT saat ini adalah sebuah era kebangkitan dan sumber kekuatan baru dengan kepengurusan yang solid. Dengan tegas dan lugas dikatakan Joni, IKT adalah solusi untuk mengatasi berbagai persoalan internal & eksternal yang akan mengganggu eksistensi perusahaan. “IKT saat ini bukanlah laksana bebek dan itik yang mudah digiring begitu saja. IKT sekarang adalah macan tidur yang setiap saat siap mengaum”. Demikian Kepala Perwaja ini beranalogi.
Dan selama dua hari pelaksanaan Raker, berbagai pergumulan pemikiran konstruktif telah dirumuskan. Dalam lingkup internal, permasalahan yang kerap dialami karyawan (dan tentunya anggota IKT) diakomodir untuk kemudian akan ditindaklanjuti. Permasalahan kesejahteraan karyawan tetap menjadi fokus utama kajian Raker.
Sedangkan untuk hal yang berkaitan dengan lingkup eksternal, setidaknya ada empat agenda besar yang menjadi kajian strategis IKT yakni; krisis global berikut dampak ikutannya, pesta demokrasi (pemilu) 9 April, persoalan lingkungan terkait isu pemanasan global (global warming) serta semangat menyukseskan Babel Archi 2010.
Didasarkan pada hasil Rapat Kerja IKT di Kundur tersebut, pada prinsipnya IKT siap terjun langsung ke masyarakat untuk ikut membangun Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Di sisi lain dikatakan Wirtsa, sebagai sebuah perusahaan yang memiliki akar sangat kuat di dunia pertambangan, PT Timah Tbk tentu memiliki banyak keunggulan. Keunggulan-keunggulan inilah yang harus terus dipelihara, dikembangkan dan diturunkan kepada generasi penerus perusahaan.
Saat ini, setidaknya ada 4.900 karyawan yang tergabung dalam keluarga besar PT Timah (Persero) Tbk. Jika dimekarkan dengan jumlah anggota keluarganya, setidaknya ada 15.000 -20.000 jiwa yang dinaungi perusahaan penambangan ini. Dilihat dari angka tersebut, tentu ini menjadi satu kekuatan yang amat besar jika digerakkan untuk hal-hal yang bersifat konstruktif, semisal menyukseskan pemilu 2009, menghijaukan lahan-lahan kritis, membangun harmonisasi antarkaryawan maupun antarinstitusi, mendukung program pemerintah dan sebagainya.

Pertama
Seperti yang diamanahkan dalam AD/ART IKT bahwa, pengurus IKT harus mengadakan rapat kerja minimal sekali diantara dua Muskar (Musyawarah Karyawan). Atau dengan kata lain, Raker di Prayun Kundur merupakan amanah dari AD/ART IKT yang tertuang pada Bab III Pasal 8 tentang Rapat Kerja (Raker) dan Rapat Koordinasi (Rakor) ayat 3 yang berbunyi; Rapat Kerja (Raker) adalah sidang-sidang antarwaktu yang diselenggarakan sekurang-kurangnya tiap 2 (dua) tahun oleh semua tingkat pengurus organisasi. Raker di Prayun Kundur adalah raker pertama sejak IKT didirikan tahun 1999.
Adapun fungsi dari Raker adalah untuk meningkatkan pembinaan kehidupan organisasi, mengevaluasi program-program organisasi serta menanggapi dan menilai berbagai masalah ketenagakerjaan. Untuk Rapat Kerja Tingkat wilayah (Raker Wilayah) dihadiri setidaknya oleh Pengurus Wilayah Harian dan Pleno, Perwakilan Anggota Wilayah dan Perwakilan Pusat yang diundang. Sedangkan untuk Rapat Kerja Tingkat Pusat (Raker Pusat) dihadiri oleh Pengurus Pusat Harian dan Pleno dan Perwakilan Wilayah.
Didasarkan pada rencananya, Raker IKT Kundur dihadiri oleh Pengurus Pusat, 8 Pengurus IKT Wilayah yang tersebar di Bangka, Belitung, Jakarta, dan Kundur dengan jumlah peserta 75 orang. Namun saat pelaksanaan, minus pengurus IKT Wilayah Jakarta. Mereka hanya mengirimkan program kerjanya saja.
Beberapa acara selama 2 hari pelaksanaan raker yakni selain menyampaikan, membahas dan mengevaluasi program IKT Pengurus Pusat maupun masing-masing wilayah, juga terdapat 2 sesi khusus untuk merespon situasi terkini berupa Rapat Koordinator Khusus tentang Situasi Bisnis Timah Babel, serta pembahasan awal Perjanjiian Kerja Bersama (PKB) Tahun 2009-2011.
Sambut Baik
Dalam pidatonya di hadapan peserta Raker IKT Prayun Kundur, Direktur SDM dan Umum Surawardi menyambut baik keinginan IKT untuk terlibat aktif dan bersinergi dengan manajemen dalam membahas berbagai permasalahan yang dihadapi perusahaan. Menurut Surawardi, PT Timah telah sering mengalami masa-masa sulit, tidak terkecuali pada saat krisis keuangan global saat ini. Namun, situasi seperti ini tidaklah harus membuat kita menyerah pada keadaan.


“Saya sangat yakin, jika kita bersatu padu menyikapi berbagai permasalahan secara profesional, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Karena pada hakikatnya, kita hidup ini adalah untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang datang menerpa,” ujarnya.
Konsolidasi
Adapun menurut Ketua Pelaksana Raker Dodi Setiabudi, tema yang diangkat dalam raker merupakan cerminan keinginan anggota IKT untuk tetap bersinergi dengan manajemen menjawab berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan, termasuk tantangan berupa krisis global saat ini. “Kerja keras dalam krisis biasanya akan meningkatkan kreatifitas-kreatifitas baru baik di lapangan maupun di perkantoran (administratif). Tiga kata kunci yang menjadi pokok Raker kita yaitu Kerja Keras, Sinergi, Krisis. Tegar dan teguh merupakan suatu sikap yang jelas dan tegas dalam menghadapi badai kehidupan” papar Dodi.
Ditambahkan Dodi, Raker ini mempunyai peran yang strategis dan sangat istimewa. Hal menurutnya, karena tahun 2009 adalah tahun yang penuh warna, baik itu dari sisi politik maupun krisis keuangan global. “Posisi Raker 2009 ini sangat tepat, karena momentum ini dapat kami jadikan sebagai konsolidasi awal IKT dalam menyikapi Tahun Politik dan Tahun Krisis.” (Esa)

Senin, 09 Maret 2009

HARI HARI BERAT PT TIMAH

JANGAN TUTUP MATA TUTUP TELINGA


SAMBUTAN
Ketua Umum Ikatan Karyawan Timah
Pada
Rapat Kerja Ikatan Karyawan Timah 2009
PERAYUN KUNDUR

Yang saya hormati Direktur PT Timah Tbk yang dalam hal ini di wakili oleh Bapak Surawardi.
Yang saya hormati Senior kami di IKT Joni AR yang di IKT kita kenal dengan panggilan Bapak Mobilisasi IKT karena beliau melakukan pergerakan IKT ini pada era yang penuh dengan mobilisasi IKT
Yang saya banggakan Pengurus pengurus IKT Wilayah yang hadir maupun berhalangan hadir dikarenakan tugas tugas perusahaan yang tentunya memang tak dapat di tinggalkan.
Yang saya cintai seluruh saudara saudara ku anggota IKT yang berada di wilayah wilayah operasi PT Timah Tbk dan Perusahaan Anak

Assalamu’allaikum Wr. Wb
Apa Kabar...................................?????????????
Bapak Ibu Hadirin sekalian Puji Syukur selalu kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanata’ala karena berkat bimbaingan dan kehendakNya jua kita dapat menghadiri acara Raker Ikatan Karyawan Timah PERTAMA di Perayun Kundur Ini. Seperti kita ketahui Raker ini adalah Raker Pertama sejak Ikatan Karyawan Timah didirikan, karena memang seperti diamanahkan dalam AD ART IKT bahwa pengurus IKT harus mengadakan Raker IKT minimal sekali diantara dua Muskar. Semoga acara ini dapat berlangsung tertib sampai dengan berakhirnya acara ini besok. Yang Insya Allah akan dihadiri pula oleh Direktur Utama PT Timah Tbk .. Bapak Wachid Ussman.


Hadirin sekalian
Krisis ekonomi 2009 saat ini sedang berlangsung, Gejalanya sejak awal sudah nampak, Lihat saja banyak perusahaan yang bangkrut, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terus merosot walau pemerintah telah berusaha mengendalikan lewat mekanisme keuangan dengan menurunkan suku bunga BI... alhasil bila ini terus terjadi maka PHK dimana mana tak bisa dihindari.
Dalam catatan kami :
• Pada bulan November 2008, PHK sudah mencapai 26.488 orang dan 4.022 orang dirumahkan.
• Bulan Desember 2008 ada 23.284 orang akan di PHK dan 18.891 orang akan dirumahkan.
• KADIN (Kamar dagang dan industri) memperkirakan sekitar 200 ribu pekerja akan terkena PHK dalam jangka waktu enam bulan mendatang.
• Asosiasi Industri Malaysia tidak lagi memperpanjang kontrak puluhan ribu tenaga asing (termasuk Indonesia) yang dipekerjakan di sana.
• Diperkirakan jumlah PENGANGGURAN pada tahun 2009 akan meningkat mencapai 3,5 juta orang.

PT Timah telah mengikuti dan merasakan sejarah panjang krisis dan krisis krisis yang terjadi sebelumnya sepintas telah menguntungkan perusahaan karena krisis tersebut ditandai dengan melemahnya rupiah terhadap dollar sementra sebagai eksportir timah 95% pendapatannya dollar..... Alhamdulillah...
Namun Krisis saat ini episentrumnya adalah Amerika Serikat yang menjadi Ibunya kapitalis artinya negara negara yang dilalui Capitalis Belt/jalur lewatnya kapitalis, tentu akan merasakan dampaknya termasuk Indonesia dan bila kita zoom lagi PT Timah juga akan meraskannya. Saat ini perekonomian terasa mencekam semua orang, berbenah dan bersiap diri tentu kita juga harus melakukan hal yang sama... MANAJEMEN, KARYAWAN DAN JUGA IKT.
Bapak dan Ibu yang saya banggakan, Tahun 2009 baru berjalan bulan ke tiga, berbagai kejadian telah terjadi dalam kurun waktu yang sangat singkat. Tercatat dalam memory kita di bulan January PT Timah telah memulai babak baru bisnisnya yang menjadi lebih ke hilir dengan membangun pabrik Tin chemical di Banten, penangkapan Logam Timah milik BBTS dan Kobatin di Pelabuhan Pangkalbalam oleh Bea Cukai, Penolakan kapal mitra timah (Bukong) di Toboali, ditambah lagi banyaknya perusahaan perusahaan asing yang terancam bangkrut, ada juga customer timah, dan telah mem PHK karyawannya. Belum lagi PR reklamasi yang mendapat sorotan masyarakat juga tekanan politik berdalih legal dengan terbitnya undang undang minerba.
Bapak Ibu yang sekalian yang sangat saya Banggakan
Jelas bagi kita bahwa Kejadian kejadian tersebut tidak dapat dipandang sebelah mata oleh segenap jajaran Manajemen perusahaan beserta karyawannya karena yang terjadi di masyarakat adalah munculnya image negative tentang PT Timah Tbk beserta anak perusahaannya, Image yang dapat memiliki ekses deskonstruktif bagi kinerja perusahaan.
Yang telah dilaksanakan saat ini adalah
Pembangunan pabrik tin chemical di Banten, Pembangunan dianggap oleh sekelompok orang yang mengaku tokoh masyarakat Bangka sebagai wujud dari pelarian modal oleh perusahaan dari Bangka yang ujung ujungnya menimbulkan anggapan bahwa BUMN yang telah berdiri sejak lama ini tidak menjalankan fungsinya sebagai agent of development dan tidak berfihak kepada masyarakat. Sebuah kesimpulan yang membahayakan bagi keberadaan perusahaan apabila dibiarkan terus berlarut larut.
Penangkapan logam BBTS oleh bea cukai pusat yang menjadi polemik di media dengan kesimpulan yang sangat tidak mengenakkan. Bahwa ekspor telah berjalan sesuai prosedur melalui uji kelayakan oleh surveyor namun tiba tiba terjadi penangkapan. Hal ini di terjemahkan ada kekuatan yang bermain dibelakang aksi penangkapan tersebut. Maaf mungkin tidak berani secara fulgar, saat mengatakan demikian semua matapun kembali curi curi pandang ke PT Timah Tbk. Image yang muncul PT Timah bermain, hal seperti ini membuat semakin memanasnya aktivitas bisnis pertimahan di babel. Mungkin inilah Busines in the red ocean zone yang dianggap lawannya blue ocean strategy itu.
Penolakan Terhadap Kapal Mitra yang ternyata disinyalir mempekerjakan orang orang asing tanpa izin yang jelas, kembali semua mata menatap PT Timah Tbk, oh ternyata perusahaan negara itu juga tidak benar mengelola aktivitas bisnisnya, padahal sudah sejak awal telah mencanangkan yang namanya Good Corporate Governance. Itulah cemoohan orang pada BUMN pertambangan yang ada di Bangka Belitung yaitu PT Timah Tbk tempat kita berkerja, pemberitaannya muncul di Bangka Pos mingu tanggal 1 Februari 2008.
Belum lagi persoalan reklamasi yang kian hari kian membuat orang pada tersesat jauh. Sudah merupakan suatu hal pasti bahwa seorang pengusaha penambangan itu tidak perlu membesar besarkan kegiatan ceremonial menanamnya, karena memang dia memiliki kewajiban untuk itu. Beda halnya apabila hal tersebut bekerjasama dengan pihak lain dan dilakukan penanaman secara seremonial maka hal tersebut dapat saja menggunakan pasal tentang CSR. Namun yang terjadi justru sebaliknya, bahwa terjadi ketidak pedulian terhadap lahan yang di tambang entah karena memang tidak ada lahan penambangannya walaupun produksi mencapai ribuan ton atau karena entah apa alasannya. Yang jelas para pengusaha penambangan ini disibukkan dengan etalase penghijauan yang terkesan wah padahal ada puluhan ribu hektar lahan yang seharusnya masih menjadi kewajibannya untuk di reklamasi.

Yang terakhir adalah
Politisasi, Benda yang satu ini memang sesuatu yang aneh, bisa jadi jauh dimata dekat dihati namun kadang kadang bisa jauh dihati namun dekat dimata. Entah apa terjemahan leterleknya(baca sesuai literatur) yang jelas banyak orang yang takut apa bila kejadian kejadian yang dialaminya di POLITISIR. Bisa jadi Politisasi ini artinya sebuah proses penyampaian sesuatu persoalan yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Anehnya walaupun tidak benar masih ada saja orang yang senang bahkan bisa sampai cinta mati pada si penyampai kabar berita.
Kejadian kejadian diatas semakin keruh karena memang banyak kepentingan yang bermain disana sehingga PT Timah timah menjadi sasaran tembak dari politisasi itu. Mengapa harus PT Timah? Bukan kah masih banyak pengusaha yang mengatasnamakan rakyat lalu mereka seenaknya memproduksi bijih timah tanpa diketahui sumber bijihnya darimana.
Tekanan tekanan politik seperti ini lucunya masih ada yang dilakukan satu dua kepala daerah yang semestinya ikut menjaga aset negara, bukankah BUMN ini masih terhitung sebagai aset negara yang pengelolaanya diserahkan kepada pengurusnya ? Seorang kepala daerah yang seperti ini patut di pertanyakan nasionalisme dan rasa kebangsaannya. Namun itulah POLITISASI jauh dimata dekat dihati dan sebaliknya saat kita pengen jauh ternyata dia ada didepan mata.

PEMBUNUHAN KARAKTER BUMN TAMBANG
Bapak Ibu Pengurus IKT dan Hadirin yang saya Mulyakan
Posisi hukum yang lemah karena terus mengalami degradasi pada akhirnya terus menggerogoti BUMN tambang terbesar di Bangka Belitung, melalui kampanye negatif yang terus dikembangkan kelompok kelompok tertentu. Apakah kampanye negatif tentang PT.Timah hanya langkah awal pihak tertentu untuk menekan PT. Timah dan menghancurkannya?
Cuba kita amati terus berita di Januari s/d Februari 2009 tentang kasus pasir timah di pusmet, tentang tin chemical, sampai dengan isue penghijauan dan CSR nya.
Di rakyat pos 5 Januari 2009 judul hal 1,PT.Timah Terus Diselidiki. Kalo di babelpos: Kasus PT.Timah Belum di SP3 KAPOLDA NGAKU MASIH DISELIDIKI. MeNgapa Kobatin kuat menghadapi gempuran pihak-pihak tertentu? Karena di belakang kobatin ada masyarakat Bangka Tengah & Bangka Selatan yang mendukung mereka. Masyarakat Bangka Tengah & Bangka Selatan punya image yg positif tentang kobatin. Apa yang terjadi kalo masyarakat Babel punya image negatif terhadap PT.Timah? Apakah kuat menahan gempuran pihak pihak tadi?
Kemudian kita juga mendengar seorang Menteri BUMN melakukan panen padi di areal persawahan yg semula bekas tambang timah. Dan dia mengatakan "Sebuah terobosan yg pantas dikembangkan, PT.Timah harusnya melakukan hal seperti ini" kata Sofyan Jalil.( Metrobabel ed 71/th II/22-25 januari 09, sebuah media milik pesaing PT Timah Tbk yang berkantor dan berproduksi di daerah smelter ketapang). Apa makna ucapan Menteri BUMN tadi?
Jelas bahwa kata kata menteri yang di ekspos pada media tersebut merupakan upaya awal pembunuhan karakter PT.Timah:
1) Dalam pikiran menteri telah terbentuk opini PT.Timah tidak peduli lingkungan
2) Sebalik grup lain berjasa menyelamatkan lingkungan.

Sahabat Sahabat sekalian
Kembali pada soal black campain melalui isu lingkungan kepada PT.Timah, itulah bagian dari usaha yang telah mereka lakukan. Kelompok ini sangat agresif bermain dengan opini, setiap kegiatan yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan di blow up melalui Media. Coba kita ikuti terus apakah opini negatif ini sudah masuk pikiran Gubernur,Kapolda, Anggota dewan dan masyarakat. Kalau sudah, BUMN terbesar di Babel itu tinggal menunggu ketok palu untuk merobohkannya. Sementara kelompok tertentu memperkuat posisi bisnisnya dengan menanamkan saham saham nya melalui berbagai cara dan berbagai tempat.
Makanya merekapun jorjoran membentuk opini MEREKA PEDULI LINGKUNGAN, PT.TIMAH SEBALIKNYA. Sangking bernafsunya upaya upaya menyelip di tikungan pada saat pejabat pusat datang ke daerah juga di lakukan oleh mereka. Modal nekat hasil dahsyat mungkin itu motonya.
Ada lagi kelompok lain yang Masuk melalui seminar seminar maupun diskusi panel dengan mengirimkan orator politik sehingga tidak jelas mana yang ilmiah dan mana yang politikiah. Yang jelas kelompok ini terlihat sensitif dengan isu tataniaga dan eksport timah lewat satu atap yang merupakan hasil dari diskusi panel "mencari format perdagangan timah" pada hari Minggu 15 Februari 2009 di Pangkalpinang.
Sebuah keberanian yang patut kita acungkan jempol, menyerang BUMN terbesar (PT Timah) secara terbuka baik melalui media maupun didepan halayak. The best deffence is offence, ini menjadi pola kerja Public Relation yang mereka anut. Agresif memang.....
Sebagai sebuah perusahaan yang memiliki akar sangat kuat di dunia pertambangan tentu memiliki banyak keunggulan keunggulan yang di miliki. Keunggulan keungulan inilah yang harus terus dipelihara, dikembangkan dan di turunkan kepada generasi penerus perusahaan. Tentang ini sahabat kita juga memberikan ulasan cerdasnya :
“Bicara PT Timah, tentu bicara industri Pertambangan. A sampai Z industri Pertambangan, ya bicara pengelolaan teknik, keuangan, pemasaran sd Pasca tambang di Bidang Pertambangan. Jadi kalo bicara kompetensi pertambangan, ya kompetensi mengelola A - Z itu. Kompetensi adalah refleksi profesionalisme. Melihat umur PT Timah, apakah PT Timah sdh kompeten di bidangnya? Inilah yg harus di jawab dulu.

Permasalahan kedepan adalah permasalahan yg harus dihadapi, senang tdk senang atau suka tdk suka, sehingga tdk akan cocok kalo pola penanganannya "memakai" pola menghindar.

PT Timah ke depan harus lah PT Timah yang mempunyai kemampuan berkomunikasi secara baik, mempunyai prinsip & fight menegakkan prinsip, namun tetap rendah hati serta kehadirannya selalu membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya.



Tahun 2008 keuntungan perusahaan masih terlihat baik, tahun 2009 apapun bisa terjadi....................... dan kita telah merencanakan banyak hal namun seperti kita mahfum kekuatan sebuah rencana tidak lebih dari 30% dan selebihnya adalah kekuatan dari Yang Maha Kuasa.. Yang jelas jangan berjudi dengan waktu, sedetik berlalu maka waktu menjadi hal yang paling jauh dan tak mungkin untuk kita raih kembali ... Kita tak ingin menjadi seperti : Perbankan Amerika Yang Bangkrut, Asuransi jepang yang tutup, salah satu perusahaan yang terlibat di kompetisi Formula satu yang telah memotong gaji karyawan sebesar 50% .... dan lain lain.

Jelas sudah bagi kita bahwa : BUMN pertambangan timah terbesar ini tantangan kedepannya sangat sangat berat, optimalisasi kompetensi harus dilakukan dari mulai eksplorasi, penambangan, peleburan, pemasaran sampai dengan Corporate Social Responsibilitynya. Buka mata buka telinga selebar lebarnya jangan sebaliknya malah merasa ekslusive lalu menutup diri dari permasalahan yang terjadi di sekitar perusahaan.

Apalagi selain dengan adanya aktivitas pesaing yang begitu tinggi dan sangat sistematis untuk menghancurkan perusahaan kita, ada lagi ancaman lain, yaitu dengan telah terbitnya Undang undang minerba kemudian wacana Merger Tiga BUMN pertambangan menjadi satu.


IKT HARUS BERSIKAP
Sahabat sahabat dan hadirin sekalian,
Perusahaan tempat kita berkerja dan berkarya terus saja di ganggu oleh banyak pihak dengan kepentingan masing masing. Tentu kita tidak hanya berdiam diri saja, Kita punya Budaya Kerja dan nilai nilai kerja sebagai landasan kita berkarya baik di perusahaan maupun di Ikatan Karyawan Timah. Nah melalui Raker ini, selain kita membuat program kerja, juga diharapkan dapat melahirkan pikiran pikiran cerdas yang tentunya semua itu akan bermuara kepada kesejahteraan IKT.
Misal: Kita harus cerdas memanfaatkan momentum,
Saya secara pribadi merasa sangat rugi karena dalam beberapa kali kunjungan pejabat pusat saya berada dekat sekali dengan mereka... Dari Pak SBY sampai dengan PakKaban namun kita kehilangn begitu saja momentum yang sangat baik tersebut. Namun KITA tidak bisa menyampaikan apa apa yang kita inginkan, memang kita (IKT) adalah organisasi yang bersifat KOLEKTIF. Sehingga seluruh keputusan yang ada harus di bicarakan
Beberapa hari kedepan pimpinan negara ini akan hadir di Bangka Belitung, mari kita manfaatkan momen ini untuk memberikan masukan yang bermafaat bagi Negara, Masyarakat, dan Karyawan.
Sahabat sahabat Sekalian maaf bila ada kata yang khilaf, inilah yang dapat saya sampaikan, semoga kita semua dapat mengambil hikmahnya.

Wassalamu’allaikum Wr. Wb

Ketua Ikatan Karyawan Timah

Muhammad Wirtsa Firdaus

Jumat, 06 Maret 2009

INI CERITA TENTANG SEPUTAR TIN CHEMICAL

Tin Chemical di Cilegon Kontradiktif
Babel Syndicate Adukan ke SBY-JK
edisi: 21/Feb/2009 wib
JAKARTA, POS BELITUNG -- Pembangunan pabrik Tin Chemical di kawasan Krakatau Industri Estate Cilegon (KIEC) menuai protes keras. Walikota Pangkalpinang, Zulkarnain Karim menilai bahwa langkah PT Timah kontrakdiktif dengan seruan Presiden Susilo Bambang Yudhono (SBY) terhadap seluruh kepala daerah di Indonesia.
Di saat SBY meminta para kepala daerah untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran, menghilangkan angka kemiskinan, dan meningkatkan investasi, PT Timah malah menaruh investasinya jauh dari tempat dimana dia mengeruk barang tambang yang menjadi bahan dasar untuk pabrik Tin Chemical.“Saya menyebutnya GUPI (growth, unemployment, poverty, investment).
Pada UU juga sudah dijelaskan bahwa bumi, air, serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Apabila sebesar-besarnya kemakmuran rakyat itu tidak tercapai untuk seluruh nusantara ini, ya minimalnya untuk yang dekat-dekat situlah,” ungkap Zulkarnain yang mengaku mewakili aspirasi masyarakat Babel saat menggelar konperensi pers di restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Jumat (20/2).“Untuk Bangka Belitung, karena timahnya dia (PT Timah) ambil di Bangka Belitung, mengapa tidak di sekitar situ. Kok jauh-jauhan? Sepertinya ini melawan arus. Orang lagi keras mengatasi masalah pengangguran, kemiskinan, meningkatkan investasi, kok larinya ke lain” tambahnya.Zulkarnain mengatakan awalnya PT Timah berencana membangun pabrik Tin Chemical di Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Babel.


Rencana itu sudah disosialisasikan sejak Februari tahun lalu Akan tetapi, PT Timah mengaku terkendala masalah pembebasan lahan, dan tiba-tiba pembangunan dialihkan ke Cilegon, Banten.“PT Timah jelas mengada-ada. Untuk Tin Chemical saja butuh 200 hektar. Tin Chemical, 20 hektar aja udah bukan main hebatnya. Pemda (pemerintah daerah) Babar (Bangka Barat) juga sudah diberikan izin lokasi sekitar 98 hektar lebih. Itu sudah luar biasa. Untuk tin Chemical sebenarnya 20 hektar aja udah cukup kok,” kata Zulkarnain.“Kalau tidak bisa di Bangka Barat, yang katanya susah izinnya, bisa di Pangkalpinang. Saya sebagai walikota siap. Ada kawasan ekonomi khusus yang memang sudah dipersiapkan untuk itu. Mau berapa puluh hektar? Saya siapkan,” lanjutnya di acara konperensi pers yang dihadiri sejumlah wartawan media nasional dan televisi.Lebih lanjut, seperti telah diberitakan sejumlah media, pembangunan pabrik Tin Chemical sudah dilakukan PT Timah dengan ditandai peletakan batu pertama oleh Menneg BUMN Sofyan Djalil pada 17 Januari silam di KIEC.
Disinggung tentang pembangunan tersebut, Zulkarnain tetap menginginkan pembangunan serupa dilakukan di Babel.“Kami cuma tahunya harus dibangun di Babel. Kalau belum dibangun (di Cilegon), pindahin aja. Kita mau terima di Babel. Kami tidak tahu yang PT Timah investasikan apa nanti gantinya. Kita cari investor negeri China tapi kok tiba-tiba dia yang sudah keruk kekayaan bumi kita pindah begitu saja,” tegas Zulkarnain.
Menghadap SBYEmron Pangkapi yang juga tergabung dalam Babel Syndicate, mengatakan pihaknya tengah menyusun beberapa langkah dalam menghadapi problematika pembangunan Tin Chemical. Selain meminta peninjauan dari Komisi VII DPR RI dan Menneg BUMN Sofyan Djalil, Babel Syndicate juga siap mengadukan permasalahannya ke Wakil Presiden Jusuf Kalla dan bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).“Apabila jalur-jalur ini tidak mendapat hasil maksimal maka rakyat Babel sedang berfikir untuk mencari cara lain agar pemerintah pusat dan PT Timah tahu atas jerit aspirasi rakyat Babel,” ungkap Emron di restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Jumat (20/2).Emron hadir di acara konperensi pers di restoran Pulau Dua bersama dengan sejumlah tokoh masyarakat Babel lainnya. Tampak di acara tersebut antara lain Husnie Effendi, Sjahrildi Hormein, Kafin M Azis, Edwin Bur, Roland, dan Husaini Hazir. Sebelum mulai angkat bicara, Emron memastikan tidak adanya keterwakilan partai politik di antara mereka yang hadir.Menurut Emron, sungguh sangat ironis ketika mendengar PT Timah mendirikan pabrik Tin Chemical di Cilegon, Banten. Hal ini mengingat perusahan timah terbesar di Indonesia itu mendapatkan 99 persen dari penghasilannya di Propinsi Babel.Terkait langkah-langkah yang bakal dilakukan masyarakat Babel, Walikota Pangkalpinang, Zulkarnain Karim mengungkapkan harapan serupa dengan Emron. Walau kecewa, Zulkarnain masih menaruh kepercayaan untuk penyelesaian yang terbaik. Syaratnya, PT Timah kembali pada kata-kata dan janji-janji rencana seperti yang sudah diungkapkannya sejak Februari tahun lalu.

Karyawan Prihatin Polemik berkepanjangan tentang pembangunan Tin Chemical di kawasan Krakatau Industri Estate Cilegon (KIEC) ikut menarik perhatian para karyawan PT Timah Tbk. Ribuan karyawan turut merasa prihatin, baik itu tentang masa depan perusahaan mau pun masyarakat Babel.Demikian diungkapkan Ketua Ikatan Karyawan Timah (IKT), M Wirtsa Firdaus kepada Grup Bangka Pos, Jumat (20/2) petang. Keprihatinan itu dilontarkan karyawan yang bertanya-tanya tentang masalah yang sebenarnya terjadi. Wirtsa khawatir polemik Tin Chemical bakal memunculkan suasana kerja yang tidak kondusif bagi karyawan.“Untuk itu kami merasa perlu bersilahturahmi dengan tokoh masyarakat Babel, yang juga adalah para orangtua kami. Dan itu pula yang sedang kami lakukan,” ungkap Wirtsa saat ditemui di Jakarta, Jumat (20/2).
Kemarin, Wirtsa mengaku telah bertemu dengan Walikota Pangkalpinang, Zulkarnain Karim, anggota DPD RI, Rusli Rahman, dan berkomunikasi dengan Emron Pangkapi melalui telpon. Dari ketiganya, Wirtsa mendapat kesimpulan bahwa telah terjadi kesenjangan informasi antara PT Timah dengan stakeholder timah, yang terdiri dari masyarakat, pemerintah daerah, dan lain sebagainya. “Sehingga menyebabkan kesalahpahaman dengan masyarakat Babel,” katanya.Wirtsa sendiri berkeyakinan bahwa manajemen PT Timah tetap memiliki keinginan dan niat baik untuk membangun Babel. Karena pada dasarnya PT Timah adalah bagian dari BUMN yang punya kewajiban sebagai agent of development (agen dari pembangunan) di daerah dimana mereka berada. Di samping itu, lanjut Wirtsa, karyawan PT Timah setuju apabila pabrik Tin Chemical dibangun di Babel. Karenanya, IKT berharap tokoh masyarakat dan manajemen perusahaan bisa duduk bersama untuk menghasilkan solusi yang terbaik. (mun)