Preparing for TWNC travelling time
Tamling Wild Nature Conservation, sebuah hutan wisata yang terletak di taman wisata nasional bukit barisan yang terletak di propinsi lampung.Dari posko di jakarta tim sahur bersama anak anak paskibraka sulawesi utara yang kebetulan ...juga berbasis di daerah pasar baru Jakarta Pusat.
Anggi, dr. Sunuh dan Yana rekanm dari Greenmining sepertinya sudah cukup tidur(untuk ukuran orang orang traveller seperti backpacker), hmm saya belum tidur barang sekejap membayangkan perjalanan pagi ini.
Sebuah pengalaman baru berlayar menuju lampung dari marina ancol tepatnya dari dermaga 22 atau karena memikirkan apa kira kira bentuk dan jenis kapal yanmg akam kami gunakan berlayar kelampung yang diperkiirakan akamn menempuh enam jam perjalanan.
Mudah2an lancar sekarang waktunya sholat subuh.
Tepat pukul lima pagi preparing pribadi selesai, dr. Subuh sedang mandi gemericik airnya terdengar dikamar posko seluas 5 X 6 meter ini. Yana siap siap di antrian berikutnya sedangkan anggi masih tertidur pulas kayak orang tak berdosa, pada...hal tadi malam sudah diputuskan pukul 5.30 harus chekout darii posko menuju dermaga 22 Marina Ancol Jakarta Utara.
Anak muda seperti ini susah carinya di negeri matahari terbit yang orang orangnya rata rata adalah pekerja Keras. Sudah 2 kali saya bangunkan belum mau bangun juga, mau di tinggal bakal nggak ada yang mendokumentasikam perjalanan ke lampung. HmmmmM sesungguhny
Tuhan mengampuni segala kesalahannya
Baru terasa ngantuk, setelah berada di dalam taksi mau menuju dermaga 22 marina ancol...
Yana jacketnya bergetar rupanya vibrasi handponnya bergetar..selamat pagi mas yana saya pegy melati sukma PR dari perusahaan yang akan memndampingi per...jalanan teman teman dari jalarta ke tamling hari ini ....."Terdengar sapaan khas seorang PR perusahaan yang ke betulan memang mbak pegy yang artis itu"
Ups kami sampai di gerbang ancol, buktinya mestio bayar saat mau masuk. Langsuing ke marina
Kapal TW 08 meluncur tepat pukul 07.20 Wib.
...Tiba di dermaga Tambling tepat 14.00 kemudian rombongan yang terdiri dari media jakarta tv, metro tv, TVRI, Reuters, greenmining web dan Group Artha Graha Peduli, serta Greenbabel terbagi menjadi dua kelompok. Bagi yang berpuasa diarahkan oleh Pegy Melati Sukma langsung ke kantor utama TWNC sementra yang tidak berpuasa istirahat di pendopo sembari menikmati hidangan santap siang menjelang sore.
Bertemu Tomi Winata Sekilas
Dalam perjalanan menuju kantor TWNC, greenbabel dan web greenmining secara tidak sengaja bertemu Tomi Winata seorang Pebisnis yang sangat di segani di Nusantara. Dengan kaos putih lengan pendek serta bercelana p...endek kotak, sangat sederhana bila harus dibandingkan dengan ketokohan seorang TW dalam percaturan Bisnis Indonesia.
Tampak sibuk bersama orang orang bule yang belakangan kita ketahui adalah rekan rekan pers dari luar negeri. Penanggungjawab TWNC tersebut menjelaskan sendiri kepada tamu tamu tersebuit tentang berbagaoi hal yang mereka temukan disepanjang jalan.
Pertemuan tersebut akhirnya menghentikan diskusi TW dengan para tamunya, aktivitas berganti dengan saling memperkenalkan diri masing. Sangat beruntung kami juga diperkenalkan oleh TW kepada wartawan media asing tersebut. Paling tidak dari beberapa orang tercatat nama Mikail dari salah satu media Asing di London.
Selebihnya pasukan hijau Babel istirahat di Kantor utama menunaikan sholat zuhur dan ashar lalu menghaboskan waktu dengan membaca berita berita Tambling, melihat photo dan aktivitas lain yang menarik adalah UPDATE STATUS di FB. Daerah ini komunikasi hanya terbatas melalui internet karena tak ada satupun sinyal telpon yang dapat di gunakan untuk berhubungan dengan dunia luar.
Suasana Sekitar
Dari awal kedatangan di dermaga sudah sangat terasa aroma konservasi alam, dikejauhan tampak seekor rusa keluyuran kesana kemari tanpa ada yang mengganggu, sang rusa tampak bebas dan menikmati lingkungannya. Bahkan saat Anggi Photographer Greenbabel mengambil photo dari jarak hanya sekitar 2 meter, sang rusa tampak tidak sedikitpun merasa risih atau terganggu.
Di sepanjang jalan tampak beberapa penanaman pohon yang sangat terurus, melihat itu dibenak saya terlintas tidak mungkin rasanya bila reklamasi tambang Bangka Belitung Timah di lakukan rekayasa seperti itu karena biaya yang terlalu tinggi. Hanya untuk biaya penanaman saja termasuk harga bibit maka per pohon akan menghabiskan biaya tidak kurang dari 250 ribu rupiah, artinya untuk seribu pohon saja atau untuk lahan reklamasi seluas 2 hektar jika meng ikuti pola itu akan menghabiskan dana sebesar 500 juta hanya untuk penanaman, bibit, penggalian, pupuk, pagar pengaman perpohon. Yang pasti di Tambling hal ini dilakukan.
Hal yang menguntungkan adalah tanah yang masih asli, bukan tanah tailing seperti di daerah tambang, sehingga tidak perlu penanganan dalam bentuk perawatan khusus. Lagi pula TWNC yang seluas 45 ribu hektar itu dikelilingi oleh Hutan Taman Nasional. Artinya seperti halnya di freeport, daerah yang rusak, baik di akibatkan oleh manusia maupun bencana alam namun dikelilingi oleh hutan yang sangat luas maka daerah tersebut sangat memiliki kecendrungan menjadi hutan kembali secara alami (SUKSESI ALAMI), suksesi alami ini telah terbukti berhasil, hal ini diketahui saat Greenbabel melihat langsung ke MODADA (lokasi timbunan tailing PT Freeport Indonesia) akhir tahun 2008 yang lalu. Artinya daerah seperti TWNC bukan memerlukan kegiatan penanaman disana sini tapi lebih kepada pengelolaan melalui pengawasan, penataan, pemeliharaan dan bagaimana memberikan nilai Tambah bagi keberadaan Hutan Taman Nasional Bukit Barisan dan Tomi Winata tentu sangat memahami hal ini.
Paparan Pengelola TWNC
Hari pertama di akhiri dengan mendengarkan paparan fihak penglola TWNC yang dipandu langsung oleh Miss Pussssiiiing Peggy Melati Sukma, setelah terlebih didahului dengan berbuka bersama dan makan malam. Paparan di hadapan tidak kurang dari 50an pengunjung itu di hadiri dan didengarkan langsung oleh Tomi Winata yang malam itu dari awal paparan duduk diantara saya dan dr. Subuh Wibisono salah seorang tim Hijau dari Greenbabel. Banyak hal yang dapat dieksplorasi dari Tomi Winata salah satu Naga Bisnis Indonesia malam itu. Kate urang Bangka men rezeki dak kemanelah,
Tambling, 27 Agustus 2010
Sahur tepat waktu, bangun pagi tapi tidak bisa kemana mana karena cuaca di pesisir samudera Indonesia kurang Bersahabat. Hujan lebat kilat menyambar di iringi Gema guntur yang menggelegar. Sempat terpikirkan jangan ...jangan salah satu patahan di utara lampung ini ada yang patah sehingg terjadi gempa tektonik. Mudah mudahan tidak terjadi saat ini, inilah sifat egoisnya manusia, dia hanya memikirkan dirinya sendiri.
Pukul 12.00 WIB kami memutuskan untuk mengitari semenanjung belimbing dengan berjalan kaki menyusuri pantai di ujung timur sumatera, sebuah perjalanan yang menurut saya sangat special. Dalam perjalanan di semenanjung belimbing yang masih merupakan daerah pengelolaan TWNC kami Berpapasan dengan beraneka burung. Paling special saat bertemu seekor rusa yang sedang asik bermain main di bibir pantai paling tidak hal ini membuktikan daerah ini memang terlindungi sebagai sebuah kawasan konservasi.
Mercusuar 1879
Tiba di mercusuar peninggalan Nederlander yang berangka tahun 1879 tepat pukul 14.00. Terlepas dari persoalan jajah menjajah, peninggalan ini tentu telah banyak menolong kegiata
Pelayaran di negeri kita. Dalam hal ini memang k...ita patut berterimakasih pada belanda, paling tidak dari beberapa mercusuar yang pernah saya kunjungi semuanya peninggalan belanda. Sepertinya kalau tidak ada yang menjajah kita, tidak ada mercusuar dibangun oleh negeri Rayuan Pulau Kelapa.
Belakangan baru diketahui ternyata petugas mercusuar hanya datang sebulan sekali, menurut penduDuk setempat. Bayangkan bila terjadi trouble kemudian kapal kapal niaga itu kehilangan arah. Jangan jangan bangkai kapal yang terdapat di semenanjung ini juga tanda suar sebagai pedoman pelayaran tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Satulagi penyakit manusia “mudah melalaikan tanggungjawab", kata kakek saya bila bertemu manusia seperti ini maka jangan jadikan dia pemimpin mu. Gila cuy kakek saya yang hidup dijaman bahelak telah bercerita tentang "KARAKTER PEMIMPIN".
Menghabiskan waktu 15 menit di mercusuar, cukup untuk mengetahui keadaan sekelilingnya. Terdapat rumah penjaga suar, beberapa makam juga dapat ditemui disekitar tempat itu. Jejak rusa pun tampak jelas, paling tidak ada 10 rusa yang sempat bercengkrama disitu. Perjalanan kami lanjutkan, dugaan itu ternyata benar tidak jauh dari mercusuar tersebut sekelompok rusa sedang asik bermain, pejantan dan betina beserta anak anaknya tampak asik melahap rumput yang memang di siapkan oleh fihak TWNC.
Melintas Lapter Tambling Perintis
Tambling memang disiapkan begitu matang sebagai wahana penyelamatan semenanjung Belimbing yang tiap tahun sudah pasti tergerus oleh gelombang pasang samudera Indonesia. Sebuah Lapter perintis disiapkan tahun... 1992, selain memang disiakan untuk menyambut kedatangan tamu tamu, lapter ini juga berfungsi sebagai tempat evalkuasi jika terjadi hal hal yang bersifat emergency.
Kamipun melintas lapter yang hanya bertahtakan rumput disepanjang run way itu. Wajar saja karena memang hanya di darati oleh pesawat casa buatan anak negeri sendiri "IPTN".
Bersamaan dengan kedatangan kami di Lapter perintis, casa sedang bersiap siap take off, pesawat itupun terbang kearah Barat Laut. Dari salah seorang
Petugas TWNC diketahui ternya pesawat tersebut menuju Bengkulu untuk mengambil harimau Sumatera untuk di obati dan dilepaskan di konservasi TWNC.
Misi Penyelamatan Damar
Belum hilang rasa lelah, sesampainya di kantor TWNC, diputuskan untuk mengikuti tim lain dengan misi penyelamatan damar. Jalan jelek cuaca tak mendukung, akhirnya mobil peghantar nyerah, Misipun diputuskan untuk berhe...nti. Perjalanan di lanjutkan dengan berjalan kaki untuk menyaksikan sebuah pohon damar setinggi tidak kurang dar 50 meter yang terluka disebabkan pengambilan getah oleh perambah.
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar