Apa yang terbayang di benak Anda ketika mendengar istilah Laskar Pelagi? Ya, eksotisme Pulau Belitung. Itulah yang ada di kepala 105 penggowes saat mengikuti acara ‘Tin Tour De Babel 2 Adventure’ pada 30 September-3 Oktober 2011 lalu.
Anggapan para peserta gowes wisata se-Indonesia itu tidak salah. Sebab, kegiatan rally sepeda yang melintasi dua kabupaten --Belitung dan Belitung Timur-- itu merupakan rangkaian Sail Wakatobi-Belitung 2011. Tujuannya jelas, memperkenalkan wisata di bumi Laskar Pelangi, Belitung. “Kegiatan ini memang untuk mengenalkan objek wisata di Bangka Belitung," kata Ketua Panitia Tour D' Babel 2011 Joseph I Soehoed.
Balap sepeda dengan titel "Tour D' Babel 2 Adventures (TTB2) 2011" itu digelar atas kerja sama komunitas sepeda setempat dengan Pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), dan disokong penuh oleh PT Timah. “Ini adalah bentuk partisipasi kami untuk mendukung sektor wisata di provinsi Bangka Belitung,” ungkap humas PT Timah Wirtsa Firdaus .
Kegiatan Tour de Babel 2011 juga mendapatkan dukungan masyarakat Babel yang mempunyai kepedulian tinggi atas pengembangan wisata dan olahraga. “Dengan momen itu diharapkan bisa menaikkan citra pariwisata Babel di tingkat nasional dan internasional,” ujar Bupati Bupati Beltim, Basuri Tjahaya Purnama, saat membuka secara resmi kegiatan ini Sabtu (1/10), pukul 07.00 WIB di di pantai Lalang, Belitung Timur, provinsi Bangka Belitung.
Sedikitnya, 105 biker dari pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kepri dan Babel itu pun memulai gowes ria menelusuri jejak-jejak Laskar Pelangi. Total rute yang dilalui sejauh 120 kilometer, yang dibagi menjadi dua hari. Hari pertama peserta start melalui pantai Lalang Belitung Timur hingga ke pantai Murdong, lalu dilanjutkan ke SD Laskar Pelangi di kampung Gantong. Dari bekas sekolah yang digunakan untuk shooting film Laskar Pelangi, peserta kemudian meneruskan goesan hingga ke Pantai Burung Mandi.
Rute di menuju Kabupaten Belitung harus melewati hutan dan medan offroad. Di sinilah tantangan yang paling disukai oleh para penggowes. Apalagi setelah tiba di resort Lor In sebagai titik akhir hari pertama, peserta langsung disuguhi pemandangan indah pantai Tanjung Tinggi.
Menjelang malam, beberapa peserta menyempatkan diri bercengkerama di antara batu-batu pantai Bukit Tinggi, tempat dimana pasukan SD Muhammadiyah Gantong menyaksikan pelangi, hingga mereka dijuluki Laskar Pelangi. Batu-batu granit di tempat ini tersebar di sepanjang pantai, menciptakan pemandangan indah yang khas Belitung.
Tanjung tinggi juga dinamakan Pelabuhan Bilik. Dahulu tempat ini adalah pelabuhan nelayan bagi desa terdekat Keciput atau Tanjung Tinggi. Ada paling tidak dua puluh rumah makan seafood sederhana di sepanjang pantai. Pantai ini adalah tempat untuk beristirahat sejenak, minum kopi atau memesan makan siang.
Menu utamanya terdiri dari makanan laut. Hanya saja, jangan berharap anda mendapatkan pelayanan sekelas restoran di mall. Mereka hanya orang-orang biasa dari desa yang membuka restoran sederhana. Jangan khawatir, masyarakat di sana selalu ramah pada semua tamu, sama seperti umumnya orang Indonesia.
Esoknya, Minggu, 02 Oktober 2011, peserta mulai gowes santai dari Penginapan Lor in menuju Pantai Tanjung Kelayang. Berbeda dari gowes hari sebelumnya, gowes hari ini justru lebih santai karena tema untuk hari kedua ini memang fun bike dan melalui rute on road. Pantai Tanjung Kelayang, tempat dimana kegiatan “Sail Wakatobi-Belitong” akan dipusatkan, menjadi awal untuk berlayar ke Pulau Lengkuas.
Pulau Kecil menjadi Pesona Belitung (Foto Heru Pamuji)
Perjalanan menuju Pulau Lengkuas menggunakan perahu motor warga setempat dengan kapasitas masing-masing tidak boleh lebih dari 10 orang. Sekitar 30 menit kemudian, para peserta tiba di Pulau Lengkuas. Di pulau ini, peserta asyik mandi di air laut yang jernih dengan wajah keriangan dan kegembiraan, karena bisa mandi di pantai yang jernih dan berpasir putih halus ini. Target berikutnya adalah Pulau Burung dan Pulau Kepayang, mereka melanjutkan gowesan hingga titik finish di Tanjung Pendam .
Alhasil, seratus lebih penggowes itu merasakan kenikmatan tiada dua. “Event yang sangat menyenangkan. Tidak saja kami kebut-kebutan di atas sadel, tapi kami mendapat suguhan wisata yang ciamik di Belitung,” ungkap Rofik, salah satu peserta Tins Tour D’Babel-2 Adventure 2011.
Menurut Wirtsa, tujuan penyelenggaraan kegiatan TTB2 Adventure 2011 adalah menjalin hubungan yang baik antara Pemerintah Kepulauan Babel dengan unsur-unsur Muspida Provinsi Babel. Terbukti, hobi bersepeda menjadi media untuk menumbuhkan kesadaran mayarakat tentang manfaat olahraga dan berpartisipasi dalam mengurangi pencemaran udara dengan mengurangi penggunaan BBM. Selain itu, kegiatan ini menjadi ajang untuk mengenalkan wisata daerah dengan cara mengundang para pelancong dari luar provinsi.
“Kami sejak 2007 terus membesarkan olahraga bersepeda di Babel. Bahkan, kami juga ikut dalam beberapa event yang ada di luar untuk mengenalkan Babel. Pokoknya, olahraga bersepeda harus tetap eksis di Babel,” kata Wirtsa. Sejak kali pertama, Tins Tour D’Babel cenderung diminati peserta seluruh Indonesia. Hal itu, kata Wirtsa, berkat partisipasi para penggemar sepeda lokal di Babel yang ikut mempopulerkan kegiatan yang berlangsung saban tahun ini.
Melalui kegiatan bersepeda, diharapkan Babel bisa memasarkan produk pariwisata di bumi laskar pelangi. “Tidak melulu mengandalkan kepopuleran film Laskar Pelangi,” ungkap Muhammad Yusri Liputo dari kantor dinas wisata dan budaya provinsi Bangka Belitung. Menurutnya, Belitung memiliki alam yang eksotik. Satu hal yang harus dilakukan oleh pihak-pihak terkait untuk menarik minat wisatawan, yakni dengan mengenalkan Bangka-Belitung ke mancanegara.
Selain Sail Wakatobi dan Tin Tour D’Babel, provinsi muda itu harus menggelar event tahunan, Yang sudah berjalan saat ini adalah Festival Laskar Pelangi. Tapi, menurut Yusri, event tersebut belum mampu mendongkrak wisata Belitung ke level internasional. “Yang utama adalah melengkapi infrastruktur wisata, sehingga turis mancanegara merasa nyaman,” ungkap Yusri. Sampai jumpa tahun depan! (HP)
Tanjung Kelayang Bikin Mabuk Kepayang
Tanjung Kalayang terkenal dengan pemandangan pantai dimana terdapat pulau batu granit kecil, kira-kira 100 meter dari pantai. Bentuk pulau granit itu mirip seperti burung. Itulah yang menyebabkan tempat ini dinamakan Tanjung Kelayang, mengutip dari nama salah satu jenis burung yang banyak dijumpai di sana.
Ukuran dari pulau kecil itu kira-kira 50m persegi. Terlihat indah, membuat wisatawan mabuk kahyangan. Serasa di surga dunia. Dari pantai ini dapat kita lihat tersebar ratusan batuan granit di laut maupun di pantai, pantai ini diberi nama pantai tanjung kelayang, karena dapat kita lihat batu granit besar yang bentuknya seperti burung kelayang. Yang memang burung ini banyak dapat dijumpai di pantai ini.
Tanjung Kelayang adalah semenanjung yang menjorok ke arah Utara.Dengan pulau granit kelayang terletak sebelah Timur, Tanjung Kelayang adalah pantai berpasir putih sepanjang beberapa kilometer. Sebenarnya dari Tanjung Kelayang terhampar pantai pasir putih sejauh kurang lebih 4 km sampai ke Tanjung Tinggi.
Pantai sebelah Timur adalah tempat yang baik untuk berenang, karena permukaan dasar pantai jernih dan berpasir putih. Tempat ini juga baik jika anda ingin bermain di tepi pantai karena permukaan pantai yang lebar. Dari sana pengunjung biasanya berjalan sepanjang pantai kurang lebih 300m ke arah Utara, dimana bisa ditemukan bebatuan granit, tersebar sepanjang ujung semenanjung dan juga di permukaan laut. Salah satunya yang berbentuk seperti burung kelayang tadi.
Sementara itu, pantai sisi Barat memiliki pemandangan berbeda. Panjang pantai tidak sepanjang sisi Timur karena di sisi Barat terdapat lebih banyak batu-batu granit. Pemandangan unit dari pantai sisi Barat adalah 3 pulau kecil, kira-kira 300m dari bibir pantai. Dikombinasikan dengan bebatuan granit besar yang tersebar di permukaan laut, pemandangan di sisi Barat menjadi lebih menarik, terutama pada saat matahari terbenam. Tempat terbaik untuk menikmati pemandangan pantai sisi Barat adalah dari puncak batu-batu granit di area ujung dari semenanjung.
Misteri Pulau Lengkuas
Cerita keindahan Pulau Lengkuas di sebelah utara Pantai Tanjung Kelayang, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, dengan pernak-pernik yang dimilikinya, telah menghipnotis wisatawan Nusantara maupun mancanegara, khususnya para fotografer. Tak heran lagi jika pada hari Minggu atau libur nasional, pulau yang luasnya tak sampai sehektar itu dipenuhi para pengunjung. Daya pikat utama wisatawan untuk berlibur di Pulau Belitung antara lain keindahan panorama alam pantai yang dipagari batu granit dan pasir putih telah menjadikan pulau tersebut sensual di mata wisatawan.
Untuk menggapai pulau kecil ini tidaklah sulit. Cukup menyewa perahu yang kerap parkir di Tanjung Binga maupun dari Tanjung Kelayang, wisatawan siap diantar kapan pun mereka mau. Biaya sewa pun relatif murah, Rp 350.000-Rp 450.000. Wisatawan, baik sendiri maupun rombongan, akan diantar menuju sensasi keindahan Pulau Lengkuas. Perjalanan yang ditempuh hanya memakan waktu 30-40 menit dari Tanjung Kelayang. Jika berangkat dari Tanjung Binga justru bisa lebih cepat lagi karena dari dermaga Tanjung Binga, keelokan Pulau Lengkuas sudah memanggil untuk disentuh.
Lengkuas adalah pulau kecil, terletak di arah Utara desa Tanjung Binga. Di seputar pulau ada banyak pulau batu-batu granit yang bisa dicapai hanya dengan berjalan kaki melintasi laut yang dangkal dengan kedalaman kurang dari 1.2m. Struktur batu-batu granitnya juga unik dan berbeda dengan tempat-tempat lain dengan kombinasi pantai yang berpasir putih dan pepohonan. Air lautnya benar-benar jernih, anda bisa dengan jelas melihat ke dasar laut, termasuk ikan-ikan yang berenang didalamnya. Ini adalah tempat yang menyenangkan untuk bermain di air laut atau snorkling.
Sisi Lain Pulau Lengkuas (Foto Heru pamuji)
Mahkota dari pulau Lengkuas adalah sebuah mercusuar tua, yang dibangun Belanda pada 1882. Sayangnya, tidak banyak informasi tentang bagunan tua itu. Diduga, tinggi bangunan sekitar 50 meter. Setiap pengunjung bisa dengan bebas naik menuju puncak mercusuar. Pemandangan dari puncak mercusuar Lengkuas begitu indah dengan sudut pandang hingga 360 derajat keliling pulau dan sekitarnya.
Hanya ada 3 orang yang tinggal di Lengkuas. Mereka adalah operator dari Mercusuar. Mereka sangat ramah kepada setiap pengunjung. Perlu diketahui, persediaan air sangat terbatas di pulau ini, meskipun tersedia toilet, namun airnya mengucur sedikit sekali.
Lengkuas bisa dicapai dengan menyewa perahu dari Tanjung Binga. Harga sewa kira-kira Rp 350 ribu untuk sekali perjalanan yang biasanya menghabiskan waktu setengah hari. Lama perjalanan dari pantai di Belitung ke Lengkuas hanya kira-kira 30-45 menit. Perahu sewaan tersebut bisa membawa 30-40 orang dan ini adalah perahu nelayan yang biasanya digunakan untuk mencari ikan pada malam hari. Perahu ini cukup unik, dimana terdapat rangka di kedua sisi perahu yang membuat perahu ini menjadi stabil meskipun berlayar di ombak yang cukup besar.
Waktu yang paling tepat untuk mengunjungi Lengkuas adalah bulan Maret - November. Selama masa ini ombak laut cendrung lebih tenang, sehingga anda bisa menikmati perjalanan dengan perahu, snorkling dan berenang di perairan yang jernih. Selama masa Desember - Januari, ombak mungkin lebih besar dari biasanya, dan kadangkala hujan sepanjang hari.
Kesunyian Yang Damai Di Pulau Burung
Tak mau kalah, pulau-pulau di sekitar Pulau Lengkuas menjadi pelengkap cantik surga Belitung Barat. Ada Pulau Babi Besar, Pulau Pasir, Pulau Burung, dan Pulau Batu Berlayar. Jika anda pergi ke Pulau ini, jangan lewatkan sesi snorkeling saat cuaca cerah. Beningnya air dan pesona biota lautnya membuat wisatawan betah berlama-lama di pulau-pulau tersebut. Setelah snorkeling, segera bakar ikan sambil menikmati matahari tenggelam di ufuk barat. Nikmat sekali bukan?
Di antara pulau Lengkuas dan pelabuhan nelayan di tanjung Binga, terdapat pulau lain yang dinamakan pulau Burung. Dalam perjalanan ke Lengkuas, wisatwan akan melewati pulau ini. Pulau ini sedikit lebih besar dari Lengkuas, dengan pasir putih di sisi Selatan dan bebatuan granit di sisi Utara. Pengunjung biasanya berhenti sejenak di pulau Burung dalam perjalanan pulang dari Lengkuas ke Tanjung Binga.
Objek paling menarik dari pulau Burung adalah batu granit yang berbentuk seperti burung yang terdapat di pantai pulau tersebut. Karena itulah pulau tak berpenghuni itu dinamakan pulau Burung. Di pulau ini ada sebuah villa dari kayu yang sudah tidak dihuni lagi.
Sisi lain Pulau Burung (Foto Heru pamuji)
Selain batuan granit yang berbentuk mirip burung, ada juga granit berbentuk seperti jari tangan. Ada pula sebuah batu besar bertengger di atas batu kecil. Sungguh unik bentuknya. Di tengah pulau nampak kerimbunan pohon kelapa. Tetapi di bagian sisi pantai, wisatawan harus menerobos celah batu yang sempit, karena jalan tepi pantai itu tertutup bebatuan hingga ke tengah.
Saat tak banyak wisatawan mampir di pulau ini, terasa betapa sunyinya Pulau Burung. “Tidak ada setitik suarapun terdengar, bahka deburan ombak pun tidak,” ungkap seorang wisatawamn di sebuah situs internet. Padahal, kata si wisatawan, saat itu siang hari dan di depan matanya terbentang pemandangan yang begitu memukau: pantai pasir putih bersih dengan batu burung yang cantik dilatar belakangi air laut yang menghijau dan langit dengan berawan berarak- terasa sungguh begitu tenang dan damai. Begitu sunyi tapi damai.
Surga Tersembunyi Di Tanjung Tinggi
Tanjung tinggi adalah pantai yang diapit oleh dua semenanjung. Pantai ini berpasir putih, dan unik karena terdapat ratusan batu granit besar yang tersebar di kedua semenanjung dan juga di laut di depan pantai. Ukuran granit mulai dari beberapa meter kubik hingga ratusan meter kubik lebih besar dari sebuah bangunan sebesar rumah.
Wisatawan bisa naik, berjalan dan melompat di antara granit untuk menikmati pemandangan eksklusif dari setiap sudut anda berdiri. Bentuk dari batu-batu besar itu juga unik, sebagian membentuk gua, yang dapat digunakan berteduh selama hujan. Batu-batu itu bertumpuk satu sama lain membentuk obyek yang menarik sebagaimana secara jelas anda bisa lihat dari foto-fotonya.
Batu-batu tersebut terletak di atas pasir putih. Di sini, wisatawan bisa berjalan di atas pasir putih di antara batu dan air laut yang jernih. Pasir putih ada dimana-mana sepanjang pantai. Anak-anak akan sangat suka bermain disana. Karena ombak tidak besar, air lautnya jernih dengan permukaan bawah laut yang berpasir, anak-anak akan sangat suka bermain di pantai. Anda tidak perlu khawatir dengan serangan ikan hiu, karena tidak pernah terjadi di Belitung. Satu-satunya yang kadang-kadang harus diwaspadai adalah ubur-ubur, khususnya yang besar.
Tanjung tinggi juga dinamakan Pelabuhan Bilik. Dahulu tempat ini adalah pelabuhan nelayan bagi desa terdekat Keciput atau Tanjung Tinggi. Ada paling tidak dua puluh rumah makan seafood sederhana di sepanjang pantai. Ini adalah tempat untuk anda beristirahat sejenak, minum kopi atau memesan makan siang. Menu utama adalah makanan laut. Hanya saja, jangan berharap anda mendapatkan pelayanan sekelas restoran di mall. Mereka hanya orang-orang biasa dari desa yang membuka restoran sederhana. Tapi jangan khawatir, masyarakat di sana selalu ramah pada semua tamu, sama seperti umumnya orang Indonesia.
Setelah check-in di hotel, pergilah ke Tanjung Tinggi. Dengan cara ini, anda bisa menikmati keindahan pantai dalam cuaca yang cerah, untuk menghindari kemungkinan hujan di waktu sore. Jika anda tiba di sana, mampir saja di salah satu restoran seafood di sana. Menu di tiap restoran sama. Pilih yang pengunjungnya karena biasanya masakannya lebih enak, jika anda ingin bersantap siang di sana. Kalau tidak minum kelapa muda juga sangat mengasyikkan. Restoran biasanya menyediakan fasilitas sederhana untuk mandi dan membersihkan badan dari air asin setelah berenang di pantai.
Percayalah, begitu anda tiba di sana, anda tidak akan sabar untuk berlari ke pantai dan merasakan halusnya pasir putih dengan ombak yang menyapu pantai dengan lembut. Anda akan berjalan-jalan sepanjang pantai, dan karena penasaran, anda akan menuju batu-batu granit dan memulai petualang dengan melompat diantara bebatuan granit, atau berjalan diantara batu-batu yang besar. Semakin anda mengitari sudut-sudut pantai, semakin bisa melihat keindahan panorama pantai ini. Total panjang pantai kira-kira 1.2km, tapi anda bisa berjalan lebih jauh lagi karena sepanjang pantai pasir tetap putih
Anggapan para peserta gowes wisata se-Indonesia itu tidak salah. Sebab, kegiatan rally sepeda yang melintasi dua kabupaten --Belitung dan Belitung Timur-- itu merupakan rangkaian Sail Wakatobi-Belitung 2011. Tujuannya jelas, memperkenalkan wisata di bumi Laskar Pelangi, Belitung. “Kegiatan ini memang untuk mengenalkan objek wisata di Bangka Belitung," kata Ketua Panitia Tour D' Babel 2011 Joseph I Soehoed.
Balap sepeda dengan titel "Tour D' Babel 2 Adventures (TTB2) 2011" itu digelar atas kerja sama komunitas sepeda setempat dengan Pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), dan disokong penuh oleh PT Timah. “Ini adalah bentuk partisipasi kami untuk mendukung sektor wisata di provinsi Bangka Belitung,” ungkap humas PT Timah Wirtsa Firdaus .
Kegiatan Tour de Babel 2011 juga mendapatkan dukungan masyarakat Babel yang mempunyai kepedulian tinggi atas pengembangan wisata dan olahraga. “Dengan momen itu diharapkan bisa menaikkan citra pariwisata Babel di tingkat nasional dan internasional,” ujar Bupati Bupati Beltim, Basuri Tjahaya Purnama, saat membuka secara resmi kegiatan ini Sabtu (1/10), pukul 07.00 WIB di di pantai Lalang, Belitung Timur, provinsi Bangka Belitung.
Sedikitnya, 105 biker dari pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kepri dan Babel itu pun memulai gowes ria menelusuri jejak-jejak Laskar Pelangi. Total rute yang dilalui sejauh 120 kilometer, yang dibagi menjadi dua hari. Hari pertama peserta start melalui pantai Lalang Belitung Timur hingga ke pantai Murdong, lalu dilanjutkan ke SD Laskar Pelangi di kampung Gantong. Dari bekas sekolah yang digunakan untuk shooting film Laskar Pelangi, peserta kemudian meneruskan goesan hingga ke Pantai Burung Mandi.
Rute di menuju Kabupaten Belitung harus melewati hutan dan medan offroad. Di sinilah tantangan yang paling disukai oleh para penggowes. Apalagi setelah tiba di resort Lor In sebagai titik akhir hari pertama, peserta langsung disuguhi pemandangan indah pantai Tanjung Tinggi.
Menjelang malam, beberapa peserta menyempatkan diri bercengkerama di antara batu-batu pantai Bukit Tinggi, tempat dimana pasukan SD Muhammadiyah Gantong menyaksikan pelangi, hingga mereka dijuluki Laskar Pelangi. Batu-batu granit di tempat ini tersebar di sepanjang pantai, menciptakan pemandangan indah yang khas Belitung.
Tanjung tinggi juga dinamakan Pelabuhan Bilik. Dahulu tempat ini adalah pelabuhan nelayan bagi desa terdekat Keciput atau Tanjung Tinggi. Ada paling tidak dua puluh rumah makan seafood sederhana di sepanjang pantai. Pantai ini adalah tempat untuk beristirahat sejenak, minum kopi atau memesan makan siang.
Menu utamanya terdiri dari makanan laut. Hanya saja, jangan berharap anda mendapatkan pelayanan sekelas restoran di mall. Mereka hanya orang-orang biasa dari desa yang membuka restoran sederhana. Jangan khawatir, masyarakat di sana selalu ramah pada semua tamu, sama seperti umumnya orang Indonesia.
Esoknya, Minggu, 02 Oktober 2011, peserta mulai gowes santai dari Penginapan Lor in menuju Pantai Tanjung Kelayang. Berbeda dari gowes hari sebelumnya, gowes hari ini justru lebih santai karena tema untuk hari kedua ini memang fun bike dan melalui rute on road. Pantai Tanjung Kelayang, tempat dimana kegiatan “Sail Wakatobi-Belitong” akan dipusatkan, menjadi awal untuk berlayar ke Pulau Lengkuas.
Pulau Kecil menjadi Pesona Belitung (Foto Heru Pamuji)
Perjalanan menuju Pulau Lengkuas menggunakan perahu motor warga setempat dengan kapasitas masing-masing tidak boleh lebih dari 10 orang. Sekitar 30 menit kemudian, para peserta tiba di Pulau Lengkuas. Di pulau ini, peserta asyik mandi di air laut yang jernih dengan wajah keriangan dan kegembiraan, karena bisa mandi di pantai yang jernih dan berpasir putih halus ini. Target berikutnya adalah Pulau Burung dan Pulau Kepayang, mereka melanjutkan gowesan hingga titik finish di Tanjung Pendam .
Alhasil, seratus lebih penggowes itu merasakan kenikmatan tiada dua. “Event yang sangat menyenangkan. Tidak saja kami kebut-kebutan di atas sadel, tapi kami mendapat suguhan wisata yang ciamik di Belitung,” ungkap Rofik, salah satu peserta Tins Tour D’Babel-2 Adventure 2011.
Menurut Wirtsa, tujuan penyelenggaraan kegiatan TTB2 Adventure 2011 adalah menjalin hubungan yang baik antara Pemerintah Kepulauan Babel dengan unsur-unsur Muspida Provinsi Babel. Terbukti, hobi bersepeda menjadi media untuk menumbuhkan kesadaran mayarakat tentang manfaat olahraga dan berpartisipasi dalam mengurangi pencemaran udara dengan mengurangi penggunaan BBM. Selain itu, kegiatan ini menjadi ajang untuk mengenalkan wisata daerah dengan cara mengundang para pelancong dari luar provinsi.
“Kami sejak 2007 terus membesarkan olahraga bersepeda di Babel. Bahkan, kami juga ikut dalam beberapa event yang ada di luar untuk mengenalkan Babel. Pokoknya, olahraga bersepeda harus tetap eksis di Babel,” kata Wirtsa. Sejak kali pertama, Tins Tour D’Babel cenderung diminati peserta seluruh Indonesia. Hal itu, kata Wirtsa, berkat partisipasi para penggemar sepeda lokal di Babel yang ikut mempopulerkan kegiatan yang berlangsung saban tahun ini.
Melalui kegiatan bersepeda, diharapkan Babel bisa memasarkan produk pariwisata di bumi laskar pelangi. “Tidak melulu mengandalkan kepopuleran film Laskar Pelangi,” ungkap Muhammad Yusri Liputo dari kantor dinas wisata dan budaya provinsi Bangka Belitung. Menurutnya, Belitung memiliki alam yang eksotik. Satu hal yang harus dilakukan oleh pihak-pihak terkait untuk menarik minat wisatawan, yakni dengan mengenalkan Bangka-Belitung ke mancanegara.
Selain Sail Wakatobi dan Tin Tour D’Babel, provinsi muda itu harus menggelar event tahunan, Yang sudah berjalan saat ini adalah Festival Laskar Pelangi. Tapi, menurut Yusri, event tersebut belum mampu mendongkrak wisata Belitung ke level internasional. “Yang utama adalah melengkapi infrastruktur wisata, sehingga turis mancanegara merasa nyaman,” ungkap Yusri. Sampai jumpa tahun depan! (HP)
Tanjung Kelayang Bikin Mabuk Kepayang
Tanjung Kalayang terkenal dengan pemandangan pantai dimana terdapat pulau batu granit kecil, kira-kira 100 meter dari pantai. Bentuk pulau granit itu mirip seperti burung. Itulah yang menyebabkan tempat ini dinamakan Tanjung Kelayang, mengutip dari nama salah satu jenis burung yang banyak dijumpai di sana.
Ukuran dari pulau kecil itu kira-kira 50m persegi. Terlihat indah, membuat wisatawan mabuk kahyangan. Serasa di surga dunia. Dari pantai ini dapat kita lihat tersebar ratusan batuan granit di laut maupun di pantai, pantai ini diberi nama pantai tanjung kelayang, karena dapat kita lihat batu granit besar yang bentuknya seperti burung kelayang. Yang memang burung ini banyak dapat dijumpai di pantai ini.
Tanjung Kelayang adalah semenanjung yang menjorok ke arah Utara.Dengan pulau granit kelayang terletak sebelah Timur, Tanjung Kelayang adalah pantai berpasir putih sepanjang beberapa kilometer. Sebenarnya dari Tanjung Kelayang terhampar pantai pasir putih sejauh kurang lebih 4 km sampai ke Tanjung Tinggi.
Pantai sebelah Timur adalah tempat yang baik untuk berenang, karena permukaan dasar pantai jernih dan berpasir putih. Tempat ini juga baik jika anda ingin bermain di tepi pantai karena permukaan pantai yang lebar. Dari sana pengunjung biasanya berjalan sepanjang pantai kurang lebih 300m ke arah Utara, dimana bisa ditemukan bebatuan granit, tersebar sepanjang ujung semenanjung dan juga di permukaan laut. Salah satunya yang berbentuk seperti burung kelayang tadi.
Sementara itu, pantai sisi Barat memiliki pemandangan berbeda. Panjang pantai tidak sepanjang sisi Timur karena di sisi Barat terdapat lebih banyak batu-batu granit. Pemandangan unit dari pantai sisi Barat adalah 3 pulau kecil, kira-kira 300m dari bibir pantai. Dikombinasikan dengan bebatuan granit besar yang tersebar di permukaan laut, pemandangan di sisi Barat menjadi lebih menarik, terutama pada saat matahari terbenam. Tempat terbaik untuk menikmati pemandangan pantai sisi Barat adalah dari puncak batu-batu granit di area ujung dari semenanjung.
Misteri Pulau Lengkuas
Cerita keindahan Pulau Lengkuas di sebelah utara Pantai Tanjung Kelayang, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, dengan pernak-pernik yang dimilikinya, telah menghipnotis wisatawan Nusantara maupun mancanegara, khususnya para fotografer. Tak heran lagi jika pada hari Minggu atau libur nasional, pulau yang luasnya tak sampai sehektar itu dipenuhi para pengunjung. Daya pikat utama wisatawan untuk berlibur di Pulau Belitung antara lain keindahan panorama alam pantai yang dipagari batu granit dan pasir putih telah menjadikan pulau tersebut sensual di mata wisatawan.
Untuk menggapai pulau kecil ini tidaklah sulit. Cukup menyewa perahu yang kerap parkir di Tanjung Binga maupun dari Tanjung Kelayang, wisatawan siap diantar kapan pun mereka mau. Biaya sewa pun relatif murah, Rp 350.000-Rp 450.000. Wisatawan, baik sendiri maupun rombongan, akan diantar menuju sensasi keindahan Pulau Lengkuas. Perjalanan yang ditempuh hanya memakan waktu 30-40 menit dari Tanjung Kelayang. Jika berangkat dari Tanjung Binga justru bisa lebih cepat lagi karena dari dermaga Tanjung Binga, keelokan Pulau Lengkuas sudah memanggil untuk disentuh.
Lengkuas adalah pulau kecil, terletak di arah Utara desa Tanjung Binga. Di seputar pulau ada banyak pulau batu-batu granit yang bisa dicapai hanya dengan berjalan kaki melintasi laut yang dangkal dengan kedalaman kurang dari 1.2m. Struktur batu-batu granitnya juga unik dan berbeda dengan tempat-tempat lain dengan kombinasi pantai yang berpasir putih dan pepohonan. Air lautnya benar-benar jernih, anda bisa dengan jelas melihat ke dasar laut, termasuk ikan-ikan yang berenang didalamnya. Ini adalah tempat yang menyenangkan untuk bermain di air laut atau snorkling.
Sisi Lain Pulau Lengkuas (Foto Heru pamuji)
Mahkota dari pulau Lengkuas adalah sebuah mercusuar tua, yang dibangun Belanda pada 1882. Sayangnya, tidak banyak informasi tentang bagunan tua itu. Diduga, tinggi bangunan sekitar 50 meter. Setiap pengunjung bisa dengan bebas naik menuju puncak mercusuar. Pemandangan dari puncak mercusuar Lengkuas begitu indah dengan sudut pandang hingga 360 derajat keliling pulau dan sekitarnya.
Hanya ada 3 orang yang tinggal di Lengkuas. Mereka adalah operator dari Mercusuar. Mereka sangat ramah kepada setiap pengunjung. Perlu diketahui, persediaan air sangat terbatas di pulau ini, meskipun tersedia toilet, namun airnya mengucur sedikit sekali.
Lengkuas bisa dicapai dengan menyewa perahu dari Tanjung Binga. Harga sewa kira-kira Rp 350 ribu untuk sekali perjalanan yang biasanya menghabiskan waktu setengah hari. Lama perjalanan dari pantai di Belitung ke Lengkuas hanya kira-kira 30-45 menit. Perahu sewaan tersebut bisa membawa 30-40 orang dan ini adalah perahu nelayan yang biasanya digunakan untuk mencari ikan pada malam hari. Perahu ini cukup unik, dimana terdapat rangka di kedua sisi perahu yang membuat perahu ini menjadi stabil meskipun berlayar di ombak yang cukup besar.
Waktu yang paling tepat untuk mengunjungi Lengkuas adalah bulan Maret - November. Selama masa ini ombak laut cendrung lebih tenang, sehingga anda bisa menikmati perjalanan dengan perahu, snorkling dan berenang di perairan yang jernih. Selama masa Desember - Januari, ombak mungkin lebih besar dari biasanya, dan kadangkala hujan sepanjang hari.
Kesunyian Yang Damai Di Pulau Burung
Tak mau kalah, pulau-pulau di sekitar Pulau Lengkuas menjadi pelengkap cantik surga Belitung Barat. Ada Pulau Babi Besar, Pulau Pasir, Pulau Burung, dan Pulau Batu Berlayar. Jika anda pergi ke Pulau ini, jangan lewatkan sesi snorkeling saat cuaca cerah. Beningnya air dan pesona biota lautnya membuat wisatawan betah berlama-lama di pulau-pulau tersebut. Setelah snorkeling, segera bakar ikan sambil menikmati matahari tenggelam di ufuk barat. Nikmat sekali bukan?
Di antara pulau Lengkuas dan pelabuhan nelayan di tanjung Binga, terdapat pulau lain yang dinamakan pulau Burung. Dalam perjalanan ke Lengkuas, wisatwan akan melewati pulau ini. Pulau ini sedikit lebih besar dari Lengkuas, dengan pasir putih di sisi Selatan dan bebatuan granit di sisi Utara. Pengunjung biasanya berhenti sejenak di pulau Burung dalam perjalanan pulang dari Lengkuas ke Tanjung Binga.
Objek paling menarik dari pulau Burung adalah batu granit yang berbentuk seperti burung yang terdapat di pantai pulau tersebut. Karena itulah pulau tak berpenghuni itu dinamakan pulau Burung. Di pulau ini ada sebuah villa dari kayu yang sudah tidak dihuni lagi.
Sisi lain Pulau Burung (Foto Heru pamuji)
Selain batuan granit yang berbentuk mirip burung, ada juga granit berbentuk seperti jari tangan. Ada pula sebuah batu besar bertengger di atas batu kecil. Sungguh unik bentuknya. Di tengah pulau nampak kerimbunan pohon kelapa. Tetapi di bagian sisi pantai, wisatawan harus menerobos celah batu yang sempit, karena jalan tepi pantai itu tertutup bebatuan hingga ke tengah.
Saat tak banyak wisatawan mampir di pulau ini, terasa betapa sunyinya Pulau Burung. “Tidak ada setitik suarapun terdengar, bahka deburan ombak pun tidak,” ungkap seorang wisatawamn di sebuah situs internet. Padahal, kata si wisatawan, saat itu siang hari dan di depan matanya terbentang pemandangan yang begitu memukau: pantai pasir putih bersih dengan batu burung yang cantik dilatar belakangi air laut yang menghijau dan langit dengan berawan berarak- terasa sungguh begitu tenang dan damai. Begitu sunyi tapi damai.
Surga Tersembunyi Di Tanjung Tinggi
Tanjung tinggi adalah pantai yang diapit oleh dua semenanjung. Pantai ini berpasir putih, dan unik karena terdapat ratusan batu granit besar yang tersebar di kedua semenanjung dan juga di laut di depan pantai. Ukuran granit mulai dari beberapa meter kubik hingga ratusan meter kubik lebih besar dari sebuah bangunan sebesar rumah.
Wisatawan bisa naik, berjalan dan melompat di antara granit untuk menikmati pemandangan eksklusif dari setiap sudut anda berdiri. Bentuk dari batu-batu besar itu juga unik, sebagian membentuk gua, yang dapat digunakan berteduh selama hujan. Batu-batu itu bertumpuk satu sama lain membentuk obyek yang menarik sebagaimana secara jelas anda bisa lihat dari foto-fotonya.
Batu-batu tersebut terletak di atas pasir putih. Di sini, wisatawan bisa berjalan di atas pasir putih di antara batu dan air laut yang jernih. Pasir putih ada dimana-mana sepanjang pantai. Anak-anak akan sangat suka bermain disana. Karena ombak tidak besar, air lautnya jernih dengan permukaan bawah laut yang berpasir, anak-anak akan sangat suka bermain di pantai. Anda tidak perlu khawatir dengan serangan ikan hiu, karena tidak pernah terjadi di Belitung. Satu-satunya yang kadang-kadang harus diwaspadai adalah ubur-ubur, khususnya yang besar.
Tanjung tinggi juga dinamakan Pelabuhan Bilik. Dahulu tempat ini adalah pelabuhan nelayan bagi desa terdekat Keciput atau Tanjung Tinggi. Ada paling tidak dua puluh rumah makan seafood sederhana di sepanjang pantai. Ini adalah tempat untuk anda beristirahat sejenak, minum kopi atau memesan makan siang. Menu utama adalah makanan laut. Hanya saja, jangan berharap anda mendapatkan pelayanan sekelas restoran di mall. Mereka hanya orang-orang biasa dari desa yang membuka restoran sederhana. Tapi jangan khawatir, masyarakat di sana selalu ramah pada semua tamu, sama seperti umumnya orang Indonesia.
Setelah check-in di hotel, pergilah ke Tanjung Tinggi. Dengan cara ini, anda bisa menikmati keindahan pantai dalam cuaca yang cerah, untuk menghindari kemungkinan hujan di waktu sore. Jika anda tiba di sana, mampir saja di salah satu restoran seafood di sana. Menu di tiap restoran sama. Pilih yang pengunjungnya karena biasanya masakannya lebih enak, jika anda ingin bersantap siang di sana. Kalau tidak minum kelapa muda juga sangat mengasyikkan. Restoran biasanya menyediakan fasilitas sederhana untuk mandi dan membersihkan badan dari air asin setelah berenang di pantai.
Percayalah, begitu anda tiba di sana, anda tidak akan sabar untuk berlari ke pantai dan merasakan halusnya pasir putih dengan ombak yang menyapu pantai dengan lembut. Anda akan berjalan-jalan sepanjang pantai, dan karena penasaran, anda akan menuju batu-batu granit dan memulai petualang dengan melompat diantara bebatuan granit, atau berjalan diantara batu-batu yang besar. Semakin anda mengitari sudut-sudut pantai, semakin bisa melihat keindahan panorama pantai ini. Total panjang pantai kira-kira 1.2km, tapi anda bisa berjalan lebih jauh lagi karena sepanjang pantai pasir tetap putih
1 komentar:
mereka bukan curiga tapi takut dicurigai, kalo orang asing tak bakalan mencurigai mereka (para benalu negeri)karena mereka satu komunitas
Posting Komentar