Rabu, 13 Februari 2013

TIMAH DALAM BERITA GADO GADO

LENSAINDONESIA.COM: “Kalau bilang penjarahan memang tidak bisa dibuktikan. Tapi kalau lihat ekspor dari pihak-pihak tertentu itu  bisa. ” Demikian penegasan Direktur Utama PT Timah (persero) Tbk, Sukrisno.
Secara ekslusif kepada LICOM, di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Sukrisno, memaparkan, berdasarkan data dari Surveyor Indonesia  (SI), pihak-pihak tertentu tersebut mulai dari 2008 sampai Agustus 2012 total ekspor mencapai 253 ribu ton. Jika dihitung rata-rata  per tahun, maka dapat mengekspor sebesar 53 ribu ton per tahun.
“Padahal ekspor PT Timah saja hanya 33 ribu ton,” ujar Sukrisno.
Berdasarkan data International Technologi Research Institute (ITRI) disebutkan bahwa sejak tahun 2008 hingga tahun 2010, Malaysia  telah menghasilkan logam timah sebesar 128.000 ton, sementara produksi bijih timah Malaysia hanya sebesar 7.490 ton pada kurun waktu  yang sama.
Dari data tersebut disinyalir ada logam timah sebanyak 120.532 ton yang bahan bakunya (bijih timah/tin ore) berasal dari Indonesia.  Dan, Jika harga rata-rata 20.000 USD permetric ton (kurs Rp. 9.000,- per dollar) maka nilai tersebut setara dengan Rp. 21,696  triliun.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menurut Ketua Ikatan Karyawan Timah (IKT), Wirtsa Firdaus, maraknya kasus ilegal mining atau  enambangan ilegal di wilayah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) milik PT Timah, disinyalir menjadi salah satu faktor penyebab adanya penjarahan timah di Bangka Belitung yang diduga telah dibekingi oleh pemodal berasal dari Malaysia dan Singapura. Praktik ilegal  mining di Bangka Belitung tidak hanya melibatkan masyarakat biasa, bahkan diduga telah melibatkan pejabat tinggi di propinsi  tersebut.
Namun, saat di konfirmasi upaya apa yang akan diambil perusahaan untuk menindak lanjuti aktivitas yang merugikan negara. Dirut PT  Timah itu menegaskan bahwa penjarahan tersebut bukan mengakibatkan kerugian, hanya saja membuat potensi keuntungan berkurang.
Sedangkan untuk upaya jalur hukum, seraya menyindir, Sukrisno menyatakan, jika dalam hal ini bukanlah urusan PT Timah, melainkan  pemerintah.
“Timah ini berjalan sesuai dengan koridornya, dan tidak diganggu oleh orang. Upaya jalur hukum itu urusan pemerintah, kalau  pemerintah merasa dirugikan, biar pemerintah yang menindak. Benar ini urusan perusahaan, kan kita sudah buat laporan, dia (pemerintah) juga punya data kalau ekspor orang lain besar. Biar pemerintah yang mencarilah,” sindir Sukrisno.@lysistrata
sumber : lensaindonesia.com
.

Penjarahan Timah di bangka, Disinyalir Libatkan Pejabat

Jakarta - Karyawan PT Timah (Persero) mensinyalir ada keterlibatan pejabat atas penjarahan timah oleh pihak asing di Bangka Belitung. ”Kemungkinan ada keterlibatan pejabat-pejabat tinggi, makanya kita bergerak di sini (unjuk rasa-Red). Kita bersihkan keluar dan kedalam, kalau ada karyawan yang bekerja untuk kepentingan asing, kita akan bersihkan, siapapun dia,” tegas Koordinator Aksi Unjuk Rasa karyawan PT Timah, Yanuar saat ditemui di sela-sela aksi di bilangan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin, (1/10), mendesak pemerintah menindak sejumlah pihak dan asing yang menjarah timah dari Bangka Belitung.
Menurutnya, penjarahan timah di Bangka Belitung sudah berlangsung lama, dengan cara memanfaatkan tumpang-tindihnya berbagai undang-undang dan ketidakpahaman masyarakat akan penjarahan yang dilakukan secara halus itu. Atas dasar itu, karyawan PT Timah mendesak pemerintah, elit politik, dan berbagai elemen lainnya, baik yang terlibat langsung dan tidak langsung untuk segera menghentikan aksi penjarahan sumber daya alam Indonesia tersebut.
“Karena tanpa campur tangan elit politik, pemerintah pemangku kebijakan di negeri ini, sumber daya alam tambang Indonesia akan habis, timah hanya salah satu contoh mineral yang dijarah asing; migas, batubara, nikel, sama nasibnya. Kalau kita diam, anak cucu kita tidak akan mendapat apa-apa. Hutan, laut; ilegalmining, fishing, loging semua dijarah,” bebernya.
Untuk menghentikannya, karyawan PT Timah akan terus berupaya melakukan berbagai lanngkah, di antaranya tengah mengumpulkan data-data yang valid untuk diajukan kepada pihak berwenang agar ditindaklanjuti. “Tentunya tidak hanya sampai berhenti di sini (unjuk rasa-Red), tapi kita akan lakukan langkah-langkah. Saat ini, kita sedang mencari data-data valid yang kemudian akan diajukan kepada pihak yang berwenang, dan mungkin juga kita akan adukan ke DPR,” tegasnya.[IS]
sumber : gatra.com
.

Kecam Penjarahan Timah oleh Antek Asing

BANGKAPOS.COM , BANGKA – Karyawan kantor pusat PT Timah Tbk di Pangkalpinang menggelar apel dan pembacaan ikrar bertepatan pada hari Kesaktian Pancasila, Senin (1/10/2012). Ikatan Karyawan Timah (IKT) mengecam segala bentuk aksi penjarahan di sejumlah IUP milik BUMN tersebut.
Apel ini digelar secara serentak di seluruh wilayah operasi PT Timah Tbk, di 10 lokasi, di kantor pusat Pangkalpinang, Sungailiat, Belinyu, Jebus, Muntok, Toboali, Jakarta, Cilegon, Belitung dan Kundur. Di Jakarta IKT melakungan long marc di Tugu Proklamasi Pegangsaan Timur.
Ketua IKT, Wirtsa Firdaus selaku inspektur apel mengatakan operasi gelar apel akbar ini sebagai bentuk keprihatinan atas berbagai bentuk aksi penjarahan di sejumlah IUP milik perusahaan dan kekhawatiran akan masa depan pulau-pulau penghasil timah.
“IKT mengajak seluruh karyawan PT Timah untuk bangkit berjuang bersama menghadapi, hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan dari segala penjuru serta menegaskan kita harus menghentikan dan melawan upaya sistematis yang dijalankan untuk mengkerdilkan eksistensi perusahaan baik yang dayang dari luar maupun dari dalam,” kata Wirtsa.
Dalam apel ini digelar ikrar dan tanda tangan komitmen melawan antek asing. “Aksi ini sengaja digelar bertepatan dengan hari Kesaktian Pancasila untuk menggugah semangat nasionalisme karyawan,” katanya.
sumber : tribunnews.com
.

Karywan Timah Galang Kekuatan, lawan Penjarah Timah



PANGKALPINANG -Tambang-Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober, bakal dijadikan momentum untuk mengobarkan rasa nasionalisme seluruh karyawan PT Timah (Persero) Tbk melalui apel akbar dan ikrar, untuk melawan aksi penjarahan mineral timah Indonesia oleh antek-antek asing yang ada di Bangka Belitung.
“Menyikapi maraknya aksi penjarahan mineral timah Indonesia oleh antek-antek asing di Bangka Belitung, maka kami atas nama IKT (Ikatan Karyawan Timah) PT Timah akan menggelar apel akbar dan ikrar untuk membangkitkan rasa nasionalisme para pekerja timah yang tergabung dalam serikat pekerja PT Timah,” ungkap Ketua Gerakan Penyelamatan Timah Indonesia Rendi Kurniawan.
Dikatakan Rendi, bahwa saat ini IKT sangat miris terhadap rasa nasionalisme masyarakat di Babel yang mulai hilang.
“Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pemberitaan di media belakangan ini yang menyebutkan adanya dugaan, keterlibatan asing untuk menguras timah Bangka Belitung,” jelasnya lagi,
Ia juga menambahkan, bahwa kegiatan tersebut merupakan gerakan moral, untuk mengajak seluruh karyawan PT Timah agar tidak terpengaruh untuk ikut menjarah timah di Bangka Belitung, melalui penambangan yang tidak sesuai aturan.
“Karena aksi penjarahan timah oleh antek-antek asing di Babel akan merugikan Negara sekaligus masyarakat Bangka Belitung sendiri, terutama ketika kerusakan lingkungan semakin tidak terkendali,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Rendi juga merasa heran, jika negara tetangga seperti Malaysia bisa memproduksi logam timah melebihi dari kapasitas tambangnya.
“Berdasakan data, Malaysia hanya memproduksi pasir timah 4000 ton per tahun, namun kenyataannya, mereka bisa memproduksi logam timah 42.000 ton per tahun. Jadi dari mana mereka mendapatkan timah, jika bukan maling dari Indonesia, khususnya Bangka Belitung,” pungkas Rendi.
sumber : majalahtambang.com
.

PT Timah Sudah Laporkan Perusahaan Penjarah Bijih Timah di Wilayahnya

Jakarta, Seruu.com – Untuk menghadapi dugaan penjarahan bijih timah di lahan PT Timah (Persero) di Bangka Belitung, IKT (Ikatan karyawan Timah) targetkan mendorong PT Timah laporkan perusahaan timah yang dengan 30% investasi dari Malaysia ke ranah tipikor. Bentuk keseriusan ini disampaikan Wirtsa Firdaus, Ketua IKT ketika ditemui di Jakarta, Minggu (7/10/2012) kemarin.
Dugaan penjarahan bijih timah milik PT Timah (Persero) oleh perusahaan swasta yang diduga dimiliki sahamnya sebagian oleh investor Malaysia dan diperkuat dengan data ITRI (International Technologi Research Institute) yang menyebutkan bahwa sejak tahun 2008 – tahun 2010 Malaysia telah menghasilkan logam timah sebesar 128.000 ton, sementara produksi bijih timah Malaysia hanya sebesar 7.490 ton pada kurun waktu yang sama.
Tanggapi aksi dan langkah yang akan ditempuh IKT, Corporate Secretary PT Timah, Agung N Soeratno mengatakan untuk masalah dugaan penjarahan ini adalah murni ranah Ikatan Karyawan Timah (IKT). Disinggung mengenai langkah hukum yang akan diambil PT Timah atas penjarahan ini, Agung menyampaikan saat ini pihaknya hanya fokus terhadap perusahaan yang melakukan penjarahan di wilayah PT Timah.
“Ada langkah hukum tapi kita fokuskan kepada yanf menjarah di IUP kita, saat ini dan kedepan, untuk hal-hal sebelumnya kami belum bisa bicara banyak karena waktu dan kondisinya berbeda,” ucap Agung ketika dihubungi Seruu.com, Selasa (9/10/12).
Sementara disinggung mengenai laporan PT Timah yang kabarnya sudah sampai di kepolisian, Agung mengamini dan menegaskan sudah ada beberapa pihak yang ketahuan menjarah dan sudah dilaporkan.
“Sekarang tinggal menunggu prosesnya, sepertinya memang dari Malaysia dilihat saja pengapalan dan kontraknya gimana. Kalau tujuannya Malaysia berarti betul,” tambahnya.
Dikonfirmasi mengenai nama perusahaan tersebut Agung mengatakan perusahaan tersebut adalah perusahaan perorangan maupun lokal.
“Nanti saja ya saya konfirmasi kalau sudah saya tahu berkasnya dilanjutkan atau tidak ke pengadilan. Yang pasti kita berkomitment, baik internal perusahaan-pun akan kami tindak bila ada yang bermain,” tandasnya.[Ain

Komentar
Sepertinya Malaysian ini memang cerdik, mereka pandai memanfaatkan keboborokan mental oknum aparat pemda dan oknum penegak hukum. Mereka dijadikan kacung dan budak kapitalisme dengan mengorbankan kedaulatan bangsa dan Negara Indonesia, dan yang lebih menyedihkan lagi, rakyat disana tetap melarat dan miskin.
Modus operandi malaysian, mereka mengicar daerah yang kekayaan alamnya melimpah, jauh dari Jakarta dan Masyarakatnya masih jauh dari tingkat kemakmuran.
Malaysian sudah pandai mengukur tingkat Nasionalis dan integritas pejabat Daerah di negeri ini, dengan Materi yang tidak seberapa, mereka sanggup merubah mental pejabat Negara menjadi pejabat antek suruhan yang rela minindas rakyatnya sendiri. (Mental ini yang dibangun pada jaman VOC dahulu).
Inilah penghianat Bangsa yang sesungguhnya pada Abad ini.
2 periode era pemerintahan SBY, banyak lahir kapitalis baru pemeras kemakmuran rakyat yang berasal dari oknum oknum kalangan Wakil Rakyat, Pejabat pemerintahan daerah/ pusat, Partai Politik dan penegak HUkum (Polri, jaksa, TNI, hakim) dan kurcaci lainnya
Inilah buah dari ketidakpedulian dan ketidaktegasan pemerintahan SBY, dalam menyikapi segala permasalahan bangsa ini.




Tidak ada komentar: