Rabu, 09 Januari 2008

JATROPHA PADA LAHAN KRITIS EKS TAMBANG


Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sangat menyadari bahwa era Timah yang saat ini memang menjadi lokomotif pembangunan lambat laun tapi bisa di pastikan akan berakhir, hal ini terlihat dari skala prioritas pembangunan daerah yang menekankan pada empat sektor yaitu : Kelautan perikanan, pertanian dan perkebunan, industri dan perdagangan yang terakhir pariwisata.

Program Mining closure pun telah di lakukan oleh pelaku pelaku timah besar, lahan lahan tambang yang telah di kelola dikenal sebagai lahan kritis akan di manfaatkan kembali. Menyangkut pemanfaatan lahan kritis ini perusahaan timah terbesar di Bangka Belitung, PT Tambang Timah akan melakukan penghijauan dengan melakukan penanaman pohon Jarak.

Seiring dengan kondisi dunia yang kian hari selalu dihadapkan kepada krisis bahan bakar (bukan krisis energi), pohon jarak menjadi salah satu pilihan untuk di budidayakan melalui penghijauan lahan. Disamping dapat hidup di lahan kritis atau tidak kaya humus perawatannya pun relative mudah. Sehingga dalam waktu beberapa tahun saja melalui siklus yang alami dapat membentuk kembali humus yang hilang. Selain itu bijih jarak merupakan bahan baku utama dalam pembuatan BIO FUEL dari minya jarak / Jatropha Oil sehingga tanaman ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Sinergi Pembangunan Melalui Green Babel Sebuah Kekuatan Baru

Pembangunan dalam bentuk rehabilitasi lahan kritis memang butuh biaya sangat besar oleh karenanya dalam membangun Bangka Belitung kedepan, terutama penghijauan kembali lahan lahan kritis yang telah di tinggalkan pelaku penambangan haruslah dilakukan dengan mensinergikan setiap potensi yang ada di daerah.

Pemerintah, pelaku penambangan dan masyarakat harus memiliki komitmen bersama dalam membangun kembali provinsi Bangka Belitung kedepan. Sehingga biaya pembangunan yang memang tidak bisa tidak harus dikeluarkan sedapat mungkin diminimalisasikan. Bahkan melalui konsep ”For Profit For People and For Planet” Proyek Green Babel ini dapat memberikan tambahan PAD yang signifikan bagi daerah.

Peluang dari Nilai Ekonomis

Pohon jarak menurut Prof. Dr. Ir R MAnurung secara teknis mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan yang berlebihan dengan demikian biaya perawatan ataupun biaya produksi sampai dengan masa panen tidak lah besar, misalnya di bandingkan dengan Lada.

Dengan jarak tanam 2 X 2,5 M maka untuk satu hektar dapat di tanam 2000 pohon jarak jika menggunakan bibit yang bagus dan perawatan yang memadai maka satu batang pohon mampu menghasilkan 5 kg bijih per tahun atau ekuivalen dengan 10 ton biji jarak.

Dengan perbandingan 3,5 : 1 maka dalam satu tahun akan dihasilkan Jatropha Oil sebanyak 2,86 ton per tahun per hektar. Dengan asumsi Jetropha Oil harganya sama dengan harga solar dan harga biji jarak sebagai bahan baku jetropha adalah 75% dari harga jual maka per hektar seorang petani akan menghasilkan Rp.10,71 juta pertahun.

Bandingkan dengan petani karet lateks yang per hektarnya hanya mampu memperoleh pend apatan Rp.750.000 per bulan atau Rp. 9 juta per tahun, dengan perawatan yang mudah dan umur pohon bisa mencapai puluhan tahun (bisa sampai 50 tahun). Maka Jatropha Oil dengan resources pohon jarak di lahan kritis ini, kiranya layak untuk dilirik petani di Bangka Belitung.

Jatropha dan Proyek Green Babel Wujud Sinergisme

Bila di Bangka Belitung terdapat 30 an ribu lahan kritis kemudian oleh pelaku penambang dilakukan penghijauan yang juga merupakan program Green Babel dari pemerintah Daerah. Kemudian dalam pengelolaannya menggunakan sistem inti plasma, anggap saja inti 20% sisanya plasma maka dengan asumsi per kepala keluarga memperoleh 2,5 ha berarti akan terdapat 9600 kepala keluarga yang dapat hidup dari jarak dengan penghasilan Rp.26,76 juta per tahun.

Sinergisme memalui pola inti plasma menjadi mutlak harus dilakukan karena selain merupakan wujud kepedulian perusahaan inti sebagai lokomotif hal ini juga merupakan sebuah wujud penguatan ekonomi kerakyatan. Dengan ekonomi kerakyatan yang telah terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis ekonomi, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Diharapkan Perekonomian Bangka Belitung memiliki fundamental yang kuat jika ekonomi rakyat menjadi pelaku utama yang produktif dan berdaya saing dalam perekonomian Bangka Belitung dimasa masa yang akan datang.

Luar Biasa Sinergi Green Babel melalui Jatropha Oil, perusahaan inti sebagai pengelola akan memperoleh keuntungan dari industri pengolahan Jatropha Oil(For Profit), Masyarakat dari pemasok bahan baku(For People), Pemerintah daerah memperoleh tambahan PAD dan multiplyer efek dari perputaran uang yang hampir mencapai setengah trilyun per tahun dan terakhir lahan lahan yang tadinya kritis akan kembali menghijau dengan jarak (For Planet).

Hambatan Karakter dan Solusi Aplikatif

Pola kehidupan masyarakat Bangka Belitung yang sepuluh tahun lalu mayoritas adalah petani dan berkebun saat ini telah mengalami perubahan yang sangat mendasar, cangkul telah berganti dongpeng, lobang tegalan menjadi lobang camui, pupuk menjadi telah papan sakan. Perubahan perilaku kehidupan ekonomi masyarakat yang tadinya selalu berdasarkan kesinambungan ekonomi saat ini menjadi perilaku ekonomi yang serba instan, jelas sangat mempengaruhi karakter sebagian besar masyarakat Bangka Belitung.

Karakter masyarakat yang tadinya santai menjadi ingin serba cepat, yang penyabar menjadi emosional, yang berpola pikir jangka panjang menjadi Short term minded , yang lemah lembut menjadi berperangai keras. Karakter karakter seperti ini tentu saja kurang pas jika ditempatkan pada usaha perkebunan. Merubah masyarakat yang setiap pagi pergi ke tambang dan sore pulang bawa uang menjadi masyarakat yang harus sabar menunggu panen berbulan bulan bukan satu hal yang mudah.

Menghadirkan kembali sesuatu yang baru( sebetulnya bukan hal baru tetapi sempat menghilang) yaitu menjadikan masyarakat penambang kembali menjadi masyarakat petani atau berkebun, butuh komitmen baik dari pemerintah, perusahaan maupun masyarakat itu sendiri. Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi dan program pendampingan bagi masyarakat saat proyek Green Jatropha Babel dijalankan.

Sebuah Kesimpulan
1. Penghijauan Babel merupakan sebuah keharusan untuk menyelamatkan alam dan menjadi kewajiban perusahaan penambang, masyarakat penambang dan Pemerintah untuk melaksanakannya.
2. Jatropha Oil atau minyak jarak merupakan sebuah komoditi yang memiliki nilai ekonomis bila di usahakan sedangkan pohonnya mudah hidup di lahan kritis sehingga sangat mudahuntuk proses penghijauan.
3. Menjalankan usaha dengan konsep For Profit, For People and For Planet dapat dijalankan melalui sinergisme “Green Jatropha Babel” sehingga efektifitas dan efisiensi kerja menjadi baik
4. Perubahan Karakter masyarakat yang menjadi hambatan harus dirubah dengan melakukan program pendampingan bagi masyarakat tempatan.
5. Insya Allah jika semua ini dijalankan dengan penuh komitmen dan kesungguhan Ekonomi kerakyatan yang tangguh dapat tercipta di Bumi Serumpun Sebalai.

PENULIS





Muhammad Wirtsa Firdaus

Tidak ada komentar: