Senin, 14 Januari 2008

TIGA KEBERUNTUNGAN PT TIMAH 20 TAHUN TERAKHIR


APA KABAR....LUAR BIASA, yel yel seperti ini tidak lagi sering terdengar seperti beberapa tahun yang lalu di PT Timah Tbk dan perusahaan anak, hebatnya walaupun musim yel yel tersebut sudah berlalu tetapi GHIROH atau semangat dari yel yel tersebut tampaknya pada saat ini telah membuahkan hasil. Harga saham yang merupakan salah satu indikator kinerja manajemen semakin meningkat yang sempat beberapa tahun berkutat pada angka Rp.1000,- an saat ini mencapai harga tertinggi dalam sejarah harga saham Timah yaitu sampai dengan Rp.22.000 per lembar saham. Sementara harga logam timah dunia juga semakin membaik hingga menembus US$.16.000/ton seiring dengan kesadaran pemerintah untuk menertibkan industri pertimahan di negeri ini.

Belum lagi kedepan harga minyak yang di perkirakan mencapai US$ 100 per barel sementara pemerintah tetap akan memberikan subsidi, hal yang terjadi adalah semakin banyaknya kebutuhan negeri ini terhadap US $. Semakin beratlah Bank Indonesia melaksanakan tugasnya untuk menggiring Rupiah ke angka di bawah Rp. 9.000 per US$. Tentu saja perusahaan sejenis PT Timah yang memperdagangkan produksinya mayoritas ke luar negeri akan sangat diuntungkan.

WOW funtastic. . .mungkin sebuah kata yang patut kita ucapkan saat mendengar harga logam timah dunia seperti itu dengan jumlah karyawan yang mungkin hanya 4.500 an orang, BAYANGKAN awal 90an saat harga timah bergerak dibawah US$5000/ton dengan karyawan hampir mencapai 25 .000 orang.

KPK I : KEBERUNTUNGAN PASKA KUNTORO

Bijih timah sebuah mineral yang tak dapat di perbaharui sebuah kata sepakat yang tidak terbantahkan, lalu kapan bijih timah segera habis. Masih belum lepas dari ingatan, saat itu mungkin pertengahan tahun 90an dalam setiap pertemuan dengan karyawan, rapat dengan pemegang saham, dengar pendapat dengan DPRD dan lain lain pihak yang berkepentingan (stake holder) Dirut PT Timah selalu mengatakan bahwa bijih timah tinggal 25 tahun. Artinya umur perusahaan saat ini tidak sampai lagi 10 tahun.

Sebuah statement yang seperti bermata dua, mata pertama, menjadi alasan kuat saat itu bagi manajemen PT Timah untuk mensuport kebijakannya guna melakukan pengurangan karyawan perusahaan, sehingga kapal besar tersebut selamat mengarungi bahtera bisnisnya walaupun harus dengan mengorbankan crew atau awak kapal yang tidak kurang dari 18 ribuan orang.

Mata kedua berfungsi menjadi tameng perusahaan, terbukti saat kapal tersebut mampu mengarungi bisnisnya dengan sukses lalu mendapat celaan terhadap kebijakan pertamanya, manajemen tinggal mengatakan bahwa saat itu perusahaan sedang menghadapi masalah harga yang merupakan faktor eksternal yang tak dapat dikendalikan. Karena harga terbentuk dari mekanisme pasar (suply dan demand) komoditi logam.

Soal cadangan yang hampir habis, ternyata bukan habis dalam arti sebenarnya tapi habis dalam pemahaman kajian bisnis. Jelasnya kalau harga tidak bergerak kearah yang baik kandungan bijih timah dapat dikatakan habis karena tidak ekonomis untuk di eksploitasi. Dengan harga seperti saat ini tentu saja cadangan cadangan yang terdapat pada daerah tambang dengan katagori "Tambang berbiaya tinggi" dan telah dikatagorikan habis, kembali muncul kandungan bijih timahnya karena menjadi ekonomis untuk di tambang.

Dan PT Timah Tbk harus merasa beruntung karena memperoleh seorang Direktur Utama Brilliyan yang berhati halus walaupun kepala selalu panas, sehingga kebijakan pedang bermata dua tersebut dapat berjalan dengan baik dan perusahaan selamat. Dialah Dr. Ir Kuntoro Mangkusubroto MSc yang mampu memotori kebijakan itu dengan dingin, sehingga 18 ribu karyawan dalam sekejap telah mendekam dirumah(dirumahkan) tanpa ada gejolak berarti, bandingkan di negara2 lain Korea misalnya, hanya merumahkan 600an karyawan gaung ributnya sampai dipuncak himalaya.


Kejadian demi kejadian tersebut ternyata juga direkam oleh seorang Andrera Hirata Pengarang Best Seller "Laskar Pelangi" Paling tidak terdapat empat Bab pada bukunya yang mengulas tentang keberadaan PT Tambang Timah di Pulau Belitung dari masa jaya yang di gambarkan sebagai golongan Borjuis, sampai dengan masa masa keambrukannya yang digambarkan dengan sangat ironis bagaimana kaum Proletar menghakimi kaum Borjuis dengan cara merambah dan mencacah kompleks Gedong yaitu sebuah komplek perumahan kaum Borjuis. Saya fikir buku ini wajib di baca oleh seluruh karyawan PT Timah saat ini sebagai sebuah pembelajaran yang sangat berharga.

Hebatnya untuk suksesi kepemimpinan sehingga kebijakan tersebut dapat terselamatkan, sang Brilyan (Kuntoro) telah menyiapkan seorang putera mahkota yaitu satu satunya Dirut Timah yang selebritis Erry Riyana Hardjapamekas. Tahapan ini dapat di sebut "Keberuntungan Perdana Kuntoro"(KPK I)


KPK II : KEBERUNTUNGAN PASAR KAGET



Patutlah jika seandainya tahun 1997 Soros datang di Indonesia khususnya di Pulau Bangka dan lebih khusus lagi di PT Timah, kemudian dia berteriak kepada manejemen perusahaan "Apa Kabar" maka dewan manajemen perusahaan ini wajib membalas salam tersebut dengan selantang lantangnya "Luar Biasa".

Mengapa demikian?

Soros, seorang fund manager handal baik di money market maupun stock market, telah mengguncang Asia Tenggara melalui mekanisme pasar uang. Indonesia yang memang secara fundamental sangat lemah karena hutang luar negeri menumpuk dan berbasis US$ tanpa hedging yang jatuh tempo pada akhir tahun serta Neraca perdagangan yang defisit. Negeri ini dan masyarakatnya kembali harus menerima nasib menjadi sasaran empuk Soros. karena menganut kebijakan floating rate yang katanya memang produk kaum borjuis kapitalis. Alhasil terpuruklah Indonesia.

Memang tak baik berdiri diatas penderitaan orang lain apalagi orang lain tersebut adalah saudara satu bangsa dan setanah air. Namun demikianlah kenyataannya PT Timah yang 95% produknya menjadi komoditas eksport kembali mengambil keuntungan dari melemahnya rupiah terhadap dollar, keuntungan ratusan milyar rupiah. Walaupun pada saat bersamaan PT Timah mengalami kerugian sangat besar dari transaksi valasnya namun dapat diantisipasi dengan melakukan resceduling disamping tertolong dengan penjualan yang 95% eksport tersebut.

Fase ini dapat dikatakan sebagai fase "Keberuntungan Pasar Kaget"(KPK II), dinyatakan dalam satu fase karena akibat dari permainan soros dipasar uang ini dapat dirasakan sampai beberapa tahun dimuka.

KPK III : KEBERUNTUNGAN PASKA KERUSUHAN

Periode pasca reses merupakan periode yang sangat berat buat PT Timah beserta anak perusahaan, seluruh jajaran manajemen bekerja keras memeras keringat memeras otak mencari jalan keluar. Beberapa hal yang patut menjadi catatan manajemen antara lain :
1. PETI atau Timah Inkonvensional atau TI entah istilah mana yang benar yang jelas dilapangan Rakyat kian marak menambang.
2. Regulasi lokal pada tatanan kabupaten dan kota sama sekali tidak berlaku adil, sehingga PT Timah mesti teriak teriak minta diperhatikan agar pemerintah memberikan aturan main yang sama.
3. Akibat regulasi yang tidak jelas muncul pengusaha pengusaha yang sebetulnya tidak dapat dikatakan berinvestasi tapi lebih tepat disebut mencari peruntungan nasib dipulau Bangka
4. Muncul pengusaha eksportir bijih
5. Eksport bijih di larang muncul pengusaha smelter
6. Pengembangan Usaha belum menunjukkan hasil yang baik kecuali batu bara melalui PT Tanjung Alam Jaya dan PT Timah Investasi Mineral,
7. Cash cow tetap pada industri timah.
8. Fakta bahwa keberadaan smelter dalam jumlah banyak telah merugikan negara terus di wacanakan.
9. Konstilasi politik di Bangka Belitung terus memanas berkaitan dengan Pilkada Gubernur Babel 2007
10. Pemerintah pusat mempertegas regulasi pertimahan
11. Penangkapan terhadap pengusaha nakal dan penutupan sementara kegiatan peleburanl sebagai wujud keseriusan pemerintah pusat terus berjalan.
12. Kerusuhan Oktober yang melibatkan masyarakat penambang

Rentetan kejadian tersebut akhirnya mempengaruhi suply komoditi logam timah di pasar komoditi dunia, harga terus bergerak naik sampai melewati US$10,000,- per ton FANTASTIS harga yang tak pernah terjadi sejak tahun 1990. Jelas harga tersebut sangat menguntungkan buat PT Timah Tbk

Kinerja manajemen kembali teruji di Pasar Modal, entah memang fundamental PT Timah yang baik, prospek yang bagus karena regulasi yang semakin tegas atau karena sentimen pasar saja. Sebuah realita, kembali perusahaan diuntungkan dengan kejadian kejadian eksternal yang menurut teorinya adalah sebuah faktor yang uncontrollable atau teorinya yang salah?

Yang jelas tahun 2006 dapat disebut sebagai tahun KPK III saya masih bingung memberi nama panjangnya tapi tak elok lah karena dua kejadian di atas ada nama, bolehlah kalau kejadian periode ini kita sebut "Keberuntungan Paska Kerusuhan". Mudah mudahan tidak ada para pihak yang merasa dirugikan dengan penyebutan KPK ini. Karena kesamaan nama atau istilah hanya kebetulan belaka.

REGENERASI KEPEMIMPINAN



Tantangan kedepan sangat berat isue lingkungan yang mendunia itu telah semakin santer ke seluruh pelosok penjuru mata angin hingga ke ujung gang sempit sebuah desa yang berakhir di jalan tikus menuju hutan yang masih tinggal tak seberapa. Bali Road Maps yang merupakan puncak dari keberhasilan Protokol Kyoto telah di terima seluruh negara.


Sebagai sebuah perusahaan penambangan yang telah mendunia tentu saja Para Pemuncaknya menyadari bahwa tambang identik dengan pengrusakan lingkungan sehingga suka tak suka, mau tak mau PT Timah harus melakukan penambangan yang berwawasan lingkungan tentu saja hal ini berlaku untuk seluruh perusahaan tambang.


Deforestasi harus di ikuti dengan forestasi, pemanfaatan kekayaan alam haruslah di akhiri dengan menumbuhkan dengan jenis pemanfaatan yang lain ini lah sustainable mining. Berat memang, hight cost memang, tapi mau bilang apa. Dunia telah semakin Tua dan semakin panas, tentu perusahaan sebesar PT Timah tak ingin dikatakan sebagai sebuah perusahaan kelas dunia yang tidak berfihak kepada lingkungan.

Dilain sisi lain dari beratnya isue lingkungan tersebut tidak ada satupun kajian bisnis yang berani memasukan unsur keberuntungan dalam setiap kajian prospek bisnis, walaupun pada kenyataannya dalam kasus PT Timah seolah olah terjadi perulangan keberuntungan dalam menjalankan bisnisnya. Kecuali kalau kajian bisnis itu bukan dibuat oleh seorang ekonom tapi oleh seorang ahli supranatural yang selalu mengandalkan daya terawangnya.
PT Timah adalah perusahaan yang memiliki ahli ahli yang cukup berkompeten Strategy maupun teknis, belum 1 (satu) tahun berselang telah terjadi regenerasi kepemimpinan. Tentu saja pemimpin pemimpin sekarang dan yang akan datang seyogyanya adalah pemimpin yang tidak selalu bersandar kepada keberuntungan walaupun ada ujar ujar orang tua yang selalu mengatakan CARILAH PERUNTUNGAN pada saat anaknya mau merantau. Dengan demikian perusahaan ini tidak menjual keberuntungan tetapi menjual prospek kepada para stake holder di tengah tengah BERATNYA ISUE LINGKUNGAN.



Green Greeting

Tidak ada komentar: