Selasa, 15 Januari 2008

LASKAR PELANGI DAN ANDREI HIRATA


Pertama kali ku mendengar buku tersebut dari seorang teman yang kebetulan Sekretaris Muhammadiyah Babel Bung Hasan Rumata bukan Hasan Hirata, WAKTU ITU kira kira bulan November 2007.

Di pagi yang cerah saat panas terik matahari tak seberapa panas mencium permukaan bumi, kami berbincang bincang disela sela acara penanaman pohon, maklum hampir disetiap daerah sekarang sedang ganjen ganjen nya tanam pohon, sangking ganjennya menanam mereka lupa pelihara. Akhirnya yang ditanam mati semua.!!! Dalam perbincangan tersebut tiba tiba bung Hasan berujar

Hasan : Kemarin kami membahas tentang Ibu guru yang ada dalam cerita Laskar Pelangi
Saya : LAskar Apa itu ?
Hasan : HAhaha payah kamu ini, katanya aktivis berat tapi malah belum tahu tentang Laskar Pelangi
Saya : (Merasa serba salah juga bingung) Oke deh tolong jelaskan sebenarnya laskar itu ada dimana dan berjuang untuk apa.


Itulah sekelumit pembicaraan ku dengan Hasan Rumata yang setengah menelanjangi ketidak tahuan dan kesempitanku tentang perkembangan dunia satra di negeri ini, harap maklum karena sampai dengan sekarang yang ada dibenak ku kalau dunia sastra adalah Ko Ping Ho dari mulai Bu Kek Siansu, Suling Emas, Cinta bernoda Darah hingga pendekar PulauES...


Singkat cerita setelah dua bulan dari pembicaraan tersebut saya baru beli buku tersebut di Gramedia Pangkalpinang, ups................ Lucu, Bangga, Sedih, Gembira, terbuai ke alam khayalan, terbawa ke masa lalu kaum borjuis, Luaaaaaaaaarrr biasa buku ini saya fikir wajib di baca oleh seluruh kalangan, dari masyarakat petani, nelayan, siswa, guru, pejabat, pengusaha, teman teman ku karyawan PT Timah.

Sedih, bagaimana tak sedih bila kita melihat sebuah sekolah yang membawa pesan moral keagamaan tersebut, saat itu harus terancam kolaps untunglah ada seorang calon murid yang mereka anggap memang tak pantas diterima disekolah lain karena bisa dipastikan sekolah lain akan menolak karena bebalnya si calon murid tersebut. Dengan menerima murid itulah akhirnya SD Muhammadiyah para laskar pelangi bisa bertahan.

Bangga dan Heroik, jelas membersit kebanggaan di alam bawah sadarku manakala seorang bocah nelayan yang merupakan anggota laskar pelangi tersebut harus mengayuh sejauh 40 km untuk pergi sekolah dan 40 km lagi untuk pulang dan seringkali dalam perjalana tersebut dia harus berpapasan dengan Buaya yang tidur melintang badan jalan. Lintang seorang anak Super Genius yang akhirnya harus putus di tengah jalan karena ditinggal mati oleh Bapaknya yang membawa pergi harapan lintang untuk menempuh pendidikan lebih tinggi.

Bingung, bagaimana saya tak bingung jika dalam buku tersebut banyak sekali kosa kata yang aneh aneh di telinga ku, sehingga aku harus bolak balik ke halaman belakang untuk sekedar mencari tahu apa arti kata demi kata yang dimaksud oleh Hirata..... dan di akhir cerita aku baru tau ikal itu Hirata.....

Masa Lalu, kebetulan aku beberapa kali ke manggar dan melihat akhirnya ikut andil juga dalam proses perobohan sebuah monumen listrik terbesar di Asia Tenggara. Nah saat membaca Laskar pelangi walaupun ku tidak pernah tinggal di manggar tapi rasanya raga ku mampu melihat situasi waktu itu di Istana istana Borjuis yang di maksud Bung Hirata. Ada sesal di hati ku mengapa aku tak mampu berbuat apa apa saat tahu dan emlihat monumen tersebut akhirnya rata dengan tanah.

SUKSES
"SEBUAH KARYA SPEKTAKULER SASTRA INDONESIA"

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Iya lah bace tanggapan e tentang cerita tu tadi, lah liet juga buku e di gramedia, tapi belum beli...sekarang tengah baca dokument tender yang seabrek - abrek untuk di ttu tuban, terus belajar microsoft project dulu... plus baca buku ringan .... harry potter.hehehehehe.yang ini menyusul, nanti nyarie di pasar kwitang saja.