Rabu, 09 Januari 2008

TAK ADA KALAH HEDGING YANG ADA SALAH HEDGING


CERITA BANGKRUTNYA SI AGEN BATUBARA

Awal tahun 2000an Aliong(bukan nama sebenarnya) yang tadinya berbisnis dagang kelontong melihat peluang bisnis sebagai trader batu bara, waktu terus berjalan usahanyapun merambat naik walaupun lambat tapi menunjukan trend yang positif.

Naluri bisnisnya mengatakan bahwa gerakan yang lambat ini dikarenakan dalam usahanya banyak bermain di biaya variabel sebagai komponen bahan baku utama yang dibeli kemudian dijualnya dengan spread (selisih) 1 dolar saja per ton.

Dalam pemikiran si Aliong bila ingin memperoleh pertumbuhan usaha yang lebih pesat maka dia harus mampu memastikan tingkat pendapatan untuk satu tahun kemuka (kepastian harga). Setelah ada kepastian harga jual, dalam benak Aliong, dia akan memainkan harga belinya.

Setelah mencari tahu bagaimana agar usaha tersebut dijalankan sesuai dengan pemikirannya, kesimpulan Aliong, dia harus melakukan hedging harga jual komoditi yang dibisniskannya. "XXX INSURANCE CO"(juga bukan nama sebenarnya) yang berbau luar negeri itu pun menjadi pilihan.

Tahun 2003 Aliong menerima tawaran instrumen hedging sebagai berikut :

1. Pihak I "XXX INSURANCE CO" akan menjamin harga jual batu bara di harga 25 dolar per ton apabila harga berkisar antara 21 sampai dengan 25 dolar

2. Jika harga dibawah 21 dollar maka kontrak batal dan Aliong menjual dengan harga pasar spot

3. Jika harga melambung di atas 25 dollar maka Aliong punya kewajiban menjual di harga 25 dolar sebanyak dua kali lipat dari janji jual yang telah dilakukan.

Aliong tertarik karena harga spot saat itu 21 dollar per ton maka di tandatanganilah perjanjian selama 1 tahun ke depan. Bayangkan untuk tahun 2004 Aliong telah memperoleh kepastian harga jual di 25 dollar jika harga berkisar 21 sd 25.

Berdasarkan kepastian harga tersebut Aliong melakukan beberapa transaksi penjualan dengan cara Sell forward (janji jual untuk tanggal jatuh tempo beberapa waktu kedepan) selama transaksi 1 tahun tersebut. Total transaksi sesuai batas modal yang dimiliki sebanyak 5 juta ton. Dengan spread 4 dollar per ton melalui iming iming hedging tanpa premi dari pemberi jasa instrumen hedging tersebut maka sudah terbayang keuntungan US$ 20 juta di tahun 2004.

Alih alih mendapat keuntungan pertengahan tahun 2004 harga bergerak melebihi range yang di janjikan yaitu US$ 31 per ton. Alhasil ALIONG memiliki kewajiban menjual Batubara diharga US$ 25 dolar per ton sebanyak 8 juta ton sedangkan biaya produksi saja waktu itu sudah US$ 27.

Tanpa kenal lelah Aliong melobi perusahaan pemberi jasa hedging agar diberikan keringan dengan mereskedul kewajiban penjualan kepada pihak "XXX INSURANCE CO". Namun pihak perusahaan pemberi jasa selalu menghindar dan tetap bertahan sesuai kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya

KEPUTUSAN HEDGING ALIONG SALAH ?

Keputusan untuk melakukan hedging oleh Aliong sudah tepat namun keputusannya mendapatkan instrumen hedging yang kurang tepat, mengapa sampai terjadi demikian ? Untuk memahami hal tersebut tidak ada salahnya bila kita lihat sekilas tentang Hedging yang sebetulnya sempat menjadi buah bibir sejak terjadi krisis ekonomi tahun 1998.

SEKALI LAGI TENTANG HEDGING

Secara umum hedging adalah sebuah instrumen keuangan yang memberikan perlindungan terhadap risiko Pasar atas komoditi yang kita jual atau kita beli. Yang kita pahami dari risiko pasar adalah terjadinya fluktuasi harga komoditi yang di perjualbelikan sehingga tidak memberikan kepastian atas harga itu sendiri.

PRINSIP HEDGING

Dalam melaksanakan hedging maka ada sebuah prinsip yang harus dipegang bahwa hedging tersebut membatasi risiko pasar yang kita miliki sebesar biaya yang kita keluarkan untuk melakukan hedging (misal premi) dan memberikan keuntungan yang tak terbatas terhadap komoditi yang kita jual atau beli.

KOMODITAS HEDGING

Setiap komoditas/barang yang memiliki harga tergantung kepada harga pasar (market price) untuk barang atau harga mengambang (floating rate) untuk perubahan nilai mata uang maka komoditas yang dikatagorikan seperti itu perlu dilakukan perlindungan terhadap risiko perubahan harga pasar tersebut.

Seperti halnya setiap perusahaan penghasil Timah di Pulau Bangka, ada dua hal yang perlu dilakukan perlindungan terhadap transaksinya :

1. Transaksi Penjualan Logam Timah
Setiap Perusahaan Penghasil Timah memiliki risiko terhadap pergerakan / fluktuasi harga logam timah dunia yang tecermin di pasar pasar komoditas seperti KLTM dan LME. Sehingga untuk menjamin kepastian bahwa harga jual sesuai yang di tetapkan maka perlu dilakukan perlindungan nilai harga jual.

Soal instrumen hedging yang tepat sebetulnya tergantung dengan kebutuhan dan yang paling konvensional adalah melalui SWAP, dan saat ini sudah berkembang instrumen instrumen yang lain. Seperti yang di alami oleh Aliong pada cerita diatas.

2. Transaksi Mata Uang Asing/Valas
Khusus untuk risiko valuta asing bagi perusahaan perusahaan sejenis Penghasil Timah tidaklah begitu berisiko. Perusahaan sejenis ini memiliki kewajiban membayar dalam bentuk Foreign Exchange(mata uang asing) tidak lebih dari 10% dan selebihnya adalah kewajiban membayar dalam IDR(Indonesian Rupiah).

Sedangkan pendapatan yang di peroleh hampir 90% dalam betuk FX karena sebagian besar produknya menjadi konsumsi luar negeri alias menjadi komoditi eksport. Sehingga naik turunnya FX rate tidak akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Terdapat satu kesimpulan di kalangan praktisi bahwa Pendapatan dalam bentuk valuta asing(komoditi eksport) adalah hedging terbaik bagi kewajiban pembayaran dalam valuta asing (The best hedge for FX payment is FX Income).

Lho bagaimana kalau yang menguat IDR nya? Bukankah akan lebih berbahaya karena semua kewajiban dalam IDR, hal ini berarti akan terjadi penurunan pendapatan dalam IDR sehingga mempengaruhi kinerja perusahaan. Untuk menjawab hal ini, perlu kiranya kita melenceng sedikit lebih jauh secara sekilas kepada mekanisme terbentuknya FX rate.

Bahwa perekonomian Indonesia tingkat kestabilannya berada jauh di bawah tingkat kestabilan negara negara Eropa dan Amerika(goyahnya Amerika Akibat kredit Property belum bisa menempatkan tingkat kestabilan Indonesia berada diatas mereka), sehingga ketidak stabilan ini lebih jauh mengakibatkan nilai tukar yang tidak stabil karena neraca perdagangan yang selalu minus, kemudian beban hutang yang semakin bertambah. Kondisi umum seperti tersebut diatas mengakibatkan mata uang kita di posisikan sebagai weak currency bila dibandingkan dengan banyak negara lain di dunia. Sedangkan mata uang mereka adalah Strong Currency bagi kita.

Konsekuensinya adalah pada saat kita akan melakukan penjualan mata uang IDR dengan setlement date/due date/jatuh tempo bukan today(hari saat transaksi) maka sipemilik IDR harus membayar sejumlah premi(selisih harga hari ini dengan harga akan datang yang lebih tinggi) terhadap FX yang kita beli.

Artinya setiap Perusahaan Penghasil Timah Tidak perlu melakukan hedging nilai FX yang dimilikinya terhadap kewajiban membayar dalam rupiah. KEY WORD: "STRONG CURRENCY AGAINST WEAK CURRENCY". Karena baik secara fundamental analisis maupun chartis analisis posisi rupiah sebagai weak currency dalam beberapa tahun kedepan tidak akan ada penguatan yang signifikan terhadap FX curency terutama US $.

SYARAT HEDGING

Kembali kepersolan hedging, agar hedging dapat terlaksana maka syarat syarat yang harus di penuhi adalah :
1. Ada komoditi yang di jual atau di beli yg harganya kita hedge
2. Ada fluktuasi harga yang menyebabkan ketidak pastian
3. Ada pihak memerlukan hedging
4. Ada pihak penjamin yang memberikan jasa hedging
5. Management perusahaan telah memiliki prencanaan
pembayaran yang jelas dan baik

INSTRUMEN TERUS BERKEMBANG

Jika dulu hedging lebih dikenal melalui instrumen instrumen sederhana seperti swap, option dll maka saat ini instrumen yang ditawarkan oleh pihak pemberi jasa beraneka ragam. Misalnya ada pihak yg berani menawarkan pola hedging yang tidak ada biayanya(ZERO COST).

Masalahnya tidak mungkin seorang atau sebuah badan yang memberikan jasa hedging terhadap risiko orang lain tanpa mereka memperoleh pendapatan atas jasa yang telah mereka berikan.

Lho lalu kenyataannya mereka mampu memberikan pelayanan seperti itu. Nonsen ... jika mereka tidak memperoleh penerimaan dari perusahaan yang menerima jasa berarti bisa dipastikan mereka pasti mengambil manfaat dari ikatan kontrak kerja hedging tersebut.

BAGAIMANA KITA BERSIKAP

Disinilah key point nya kita harus jeli dan waspada, bukan tidak mungkin prinsip Hedging di atas malah menjadi terbalik kondisinya. Yaitu membatasi jumlah keuntungan yang kita peroleh dengan dalih mengeleminir ketidakpastian dan sebaliknya membuat kemungkinan rugi kita menjadi tidak terbatas. Sekali lagi hati hati dan waspada.

Terkadang buaian penjual produk tidaklah lebih manis dari produk yang ditawarkan, bahkan kadang produknya terasa sedikit pahit dan sepet. Namun teknis menjual yg dilakukan mampu membungkus itu sehingga kelihatan seperti produk unggulan.

Lebih ekstreem lagi sebetulnya bukan hedging yang ditawarkan tapi tidak lebih dari sebuah transaksi dengan spekulasi tinggi. Inilah yang dimaksud memberikan tingkat kepastian yang terbatas namun memberikan risiko yang tak terbatas(Terbalik dari prinsip hedging).

Jadi dalam menyikapi banyaknya produk yang ditawarkan kita harus berpegang pada prinsip awal yang kita gunakan untuk menilai kelayakan banyaknya produk hedging yang ditawarkan yaitu membatasi kerugian (cut loss) dan menciptakan peluang memperoleh keuntungan yang besar.

KEMBALI KE LAPTOP

Singkat cerita Aliong jatuh miskin karena kerugian sebesar US$ 2 di kalikan 8 juta ton atau sebesar US$ 16 juta. Sementara niat baik untuk mereskedule kewajibanpun tidak mendapat respon dari pihak penjamin.

Masih di pertengahan tahun 2004 di media lokal sebuah daerah penghasil batu bara, tersiar berita menggemparkan seorang businesman muda tewas menggenaskan jatuh dari lantai 5 sebuah hotel terkemuka. Ternyata Aliong memilih jalur singkat karena sudah tak sanggup memikul beban hutang sebanyak itu. Setelah satu minggu kematiannya muncul headline di media "KALAH HEDGING ALIONG BUNUH DIRI"

ADA ADA SAJA

Entah wartawan yang salah kasih judul atau memang instrumennya yang salah. Tapi yang jelas tidak benar jika dengan hedging yang kita lakukan malah membuat risiko yang kita terima menjadi tak terbatas. Jadi Tidak Ada Istilah Kalah Hedging, istilah seperti ini terkesan mengada ada dan terlalu dipaksakan.

KARENA Hedging bukan trading sehingga menyebabkan untung rugi (loss and gain) tapi adalah sebuah instrumen yang mampu menjamin kepastian pengeluaran dan pendapatan bagi para pengusaha dengan mengeliminasi fluktuasi harga (market risk) komoditas yang berhubungan dengan kegiatan usahanya

PENTINGNYA TREASURY HANDAL

Semakin banyak dan beragamnya produk keuangan turunan menginspirasikan para finance manager untuk berkreasi menciptakan pola hedging yang beragam pula. Karena hedging dalam perdagangan memiliki keterkaitan yang erat dengan produk produk keuangan tersebut.

Fungsi Treasury sebagai pengelola risiko pasar mutlak harus di miliki oleh perusahaan apalagi dengan predikat perusaah multinasional. Fungsi ini bisa melekat pada satuan kerja terkait maupun berdiri sendiri.

Selama ini kita beranggapan Keuangan identik dengan unit kerja treasury, namun pada kenyataannya tidaklah demikian. Treasury tidak hanya bicara soal pembayaran, penerimaan, penempatan. Tapi lebih luas dari yang kita bayangkan.

Treasury Management harus mampu mengoptimalkan sumber keuangan perusahaan secara maksimal. Artinya Pertama, paling tidak dalam satu tahun anggaran tersebut harus mampu membuat rencana penerimaan dan pembayaran yang tingkat keakuratannya tinggi bila terdapat penyimpangan maka penyimpangan dari rencana tersebut harus mampu di jelaskan oleh seorang manager treasury.

Kedua, mampu menganalisa situasi pasar baik secara fundamental dan historikal sehingga dapat merekomendasi kan dengan benar kepada CEO atau Finance Director Instrumen atau produk keuangan apa yang layak dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memaksimalkan sumber keuangan perusahaan tentunya berdasarkan pertimbangan poin pertama diatas.

Ketiga, Memiliki job desc, batasan otoritas, aturan main yang tegas dan jelas sehingga tercipta internal kontrol yang memadai. Hal ini menjadi sangat penting mengingat aset yang dikelola adalah aset yang paling liquid di perusahaan.

Keempat, mengingat luasnya fungsi treasury disamping untuk kepentingan fungsi internal controll yang memadai maka pemisahan antara Akuntansi dan Treasury menjadi mutlak harus dilakukan. Artinya dalam struktur organisasi perusahaanpun seharusnya kedua organisasi ini memiliki kedudukan yang berimbang.

Terakhir, capabilitas SDM di lingkungan treasury harus selalu ditingkatkan atau di up to date kan. Karena produk produk keuangan yang harus dikelola oleh treasury ini terus saja berkembang dari tahun ke tahun.

Dengan treasury management yang handal diharapkan risiko harga dan risiko keuangan dapat dimanajemeni dengan baik. Karena seperti dikatakan sebelumnya bahwa Hedging memiliki keterkaitan yang erat dengan produk produk keuangan


Akhir Cerita : "Apapun SPEKULASI nya bukan HEDGING namanya"
Pangkalpinang, 1 September 2007

Tidak ada komentar: